Kamis, 24 November 2011

GOOD PRACTICE- MANAJEMEN SEKOLAH

GOOD PRACTICES BIDANG MANAJEMEN BERDASAR PENGAMATAN SAYA, YANG PALING BERBEDA , SEKOLAH DI ADELAIDE - AUSTRALIA SELALU BERUPAYA MENINGKATKAN MUTUNYA DENGAN: MEMBANGUN JARINGAN PARTISIPASI-PROFESIONAL Drs. Hidayat, M.Pd Kepala SMAN 10 Melati Samarinda  Hampir seluruh kegiatan sekolah terkomunikasikan melalui jaringan internet dengan Website Sekolah.  Pembelajaran, informasi manajemen pembelajaran, bahan pembelajaran dan seluruh dokumentasi administrasi sekolah ada dalam Website Sekolah.  Pengembangan sekolah terkomunikasikan jaringan partisipasi-profesional dengan saran, kritik, masukan dari masyarakat pendidikan dan berbagai pihak ikut serta membangun upaya peningkatan mutu sekolah.  Komunikasi siswa, guru, orang tua siswa, sekolah, jajaran dinas pendidikan dibangun sebuah jaringan partisipasi-profesional melalui Website Sekolah.  Seluruh aktivitas pembelajaran berbasis IT, ulangan siswa, pekerjaan siswa, aktivitas siswa, prestasi siswa terakses internet dengan e-mail, blog, intranet sekolah dan hampir tidak ditemukan kertas untuk ulangan, kecuali tugas/karya, portofolio siswa.  Rapat koordinasi guru, koordinator, kepala bagian/unit, wakil kepala sekolah dan kepala kepala sekolah dalam satu kompleks terpadu selalu didampingi Tim Ahli atau pihak profesional dalam bidang pendidikan.  Dalam pemberian saran, masukan, dari pihak pengamat/observer dari pertemuan rutin, cukup sederhana menuliskan pada kertas-tempel; kritikan, masukan, saran apa saja yang perlu dibangun untuk kemajuan sekolah.  Jaringan partisipasi-profesional telah tersistem, terstruktur/terprogram dan terbangun dengan baik di sekolah-sekolah di Adelaide yang kami kunjungi.  Seluruh aktivitas, terpantau dengan CCTV di sekolah. IMPLEMENTASI DI SMAN 10 MELATI SAMARINDA (2009 – 2011) - Kerjasama dengan UNMUL; pembinaan Olympiade , rancangan adabtasi-adobsi kurikulum standard Internasional. - Kerjasama dan kunjungan, dalam rangka menggali dan membangun jaringan partisipasi profesional: SMAN 3 dan SMAN 5, SMA Al-Muthari Bandung, SMA YPK Bontang, SMAN 3 Yogyakarta, SMA Semesta Boarding School Semarang, Bandung dan Jakarta, SMAN 3 Madiun. - MoU dengan Tuart College (Perth-Australia, 2010), Banksia Park Senior High School, Norwood Morlalta High School (Adelaide, 2011) dalam rangka membangun jaringan partisipasi profesional Internasional menuju SBI. - Kerjasama dengan lembaga bimbingan, Kemasyarakatan, Komite Sekolah dalam rangka peningkatan mutu sekolah melalui pertemuan, partisipasi. SOLUSI KEGIATAN YANG DILAKUKAN (2011 – 2013) BERDASAR KONDISI NYATA SMAN 10 MELATI SAMARINDA • Workshop penyusunan kurikulum adopsi dengan kurikulum sekolah mitra/ SMA di Adelaide Australia/Norwood Morialta High School • Mengaplikasikan model pembelajaran di negara maju yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) • Penyempurnaan Kurikulum SMAN 10 Samarinda dengan caracter building muatan lokaL, adapsi/adopsi kurikulum negara maju • Kerjasama dengan Unmul Smd dalam pembinaan olimpiades sains nasional (OSN) • Kerjasama dengan KONI dalam pembinaan olah raga • Kerjasasama dengan Balai Bahasa dalam pembinaan Bahasa Indonesia • Kerjasama dengan Politeknik Negeri Samarinda dalam penilitian ilmiah/tek terapan • Kerjasama dengan Balai budaya dalam pembinaan seni • Magang siswa di SMA mitra Australia dalam bidang bahasa Inggris, konsep mata pelaran, dan seni budaya • Tes toefl berkala dan ujian sertifikasi mata pelajaran dengan sekolah mitra • Penambahan bandwidh internet, pengaturan bandiwith internet dengan mikrotik, perbaikan LAN ke seluruh ruang, pengadaan lab multimedia. • Layanan SIAKAD yang terintegrasi yang dapat diakses dari manapun. • Layanan Hotline dan SMS terkait pengaduan, penyampaian ide inovatif sekolah, dan pengembangan pembelajaran. • Penyusunan metode pembelajaran aktif dalam RPP dan ujian sertifikasi mata pelajaran dengan sekolah mitra • Pembelajaran integrated pembahasan topik tiap bulan. Topik ditayangkan melalui running tex di wilayah strategis sekolah, sehingga semua warga dan pikak terkait dpat mengakses. • Pembelajaran berbasis TIK dengan program moodle • Peningkatan implementasi pembelajaran berbasis TIK dengan program moodle • Menerapkan KTSP dan addaptive curriculum sister school untuk semua mata pelajaran • Pertukaran pelajar dengan sekolah mitra • Mengundang motivator, komunitas kreatif, dan tokoh seni budaya. • Penjajagan baru sister school di lingkungan sekolah internasional di Asia, Australia, Eropa, dan Amerika, dan Timur Tengah • Pengembangan Website sekolah yang lebih menonjolkan muatan ide-ide inspiratif. • Menggunakan website sekolah sebagai sumber belajar siswa • Pertukaran magang bagi guru, tenaga administrasi, dan siswa di salah satu SMA di Australia • Pengadaan peralatan seni tradisionil (gamelan dan angklung) dan drumband • Pembangunan ruang multimedia • Upload laporan keuangan di website sekolah • Menyusun sistem informasi keuangan • Menggali beasiswa lanjutan ke perguruan tinggi bagi siswa berprestasi tapi kurang mampu.

GOOD PRACTICES-ADELAIDE

ADELAIDE WORKSHOP - GOOD PRACTICES
OPTIMAL SERVISE FOR TEACHING LEARNING PROCESS “JOYFULL LEARNING” (PELAYANAN OPTIMAL UNTUK PROSES PEMBELAJARAN ) “Pembelajaran yang menyenangkan” Sepertinya tampak ada sebuah kemerdekaan bagi siswa dan guru dalam hal belajar; jangankan siswa burung-burung di Australia (Adelaide) tampak bebas memperlihatkan aneka ragam bulu-bulunya yang indah dan bebas berkicau merdu, dinegeriku yang ku cintai ini, khusus untuk burung jangan coba-coba menampakkan bulu yang indah dan kicauan yang merdu; kalau kau burung ingin selamat. Observer: Drs. Hidayat, M.Pd. Marwata, S.Pd., M.Pd, SMAN 10 MELATI SAMARINDA Berdasarkan pengamatan pada saat kunjungan di berbagai sekolah di Adelaide mulai hari Rabu, 19 Oktober 2011 – Jum’at 4 November 2011; yaitu: (1) Norwood Morialta High School, (2) Linden Park Primary School, (3) Adelaide High School, (4) Banksia Park International High School, (5) Pembroke School, kegiatan yang paling berbeda dan sangat menonjol adalah pelayanan dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tampak suasana sangat menyenangkan bagi siswa dan gurunya (Joyfull Learning), hal ini terlihat pada raut wajah siswa dan komitmen gurunya pada saat belajar. Siswa aktif; aktif bertanya, aktif menjawab; siswa lebih merdeka dalam belajar, guru aktif memberi pelayanan; respon sangat positif; mampu memberikan inspirasi dan motivasi. Multi media, multi metode menjadi bagian dalam setiap proses pembelajaran, sehingga seluruh akses pelayanan proses pembelajaran terlayani dengan optimal. Soal-jawab dengan e-learning melalui email, blog dan di transfer melalui laptop siswa masing-masing (online), hampir tidak kami temukan ulangan memakai kertas dan bentuk soal pilihan ganda; pertanyaanya selalu selesaikan, kerjakan, mengapa dan bagaimana ?. Full moving kelas dan setiap pergantian jam belajar diberikan jeda 5 menit dan guru, siswa selalu on time. Waktu belajar setiap pertemuan per mata pelajaran maksimum 50 menit tidak membosankan. Setiap siswa yang mengalami kesulitan, langsung pada jam itu juga diberikan remedial dan dipisahkan dengan siswa yang lain; ditangani asisten gurunya atau tim teaching dan selesai juga pada hari itu. Kegiatan yang bersifat praktik seperti olahraga- pilihan, kesenian-pilihan, ketrampilan-pilihan rata-rata dilaksanakan sesudah makan siang. Guru yang mengajar bidang praktik lebih dari 2 orang (tim). Penataan ruang kelas dengan sarpras sangat lengkap, mudah digeser; kelas kimia, kelas bahasa, kelas biologi, kelas geografi dll. Kelas dijadikan pusat sumber belajar; dilengkapi fasilitas buku, reference, CD, DVD pembelajaran yang tersusun di rak/lemari kelas dan di meja gurunya lengkap fasilitas internet. Kelas dilengkapi papan elektronik, papan tulis sentuh, sekaligus layar display; disamping itu terdapat pula layar tarik/roll dengan infocus modelnya tepat di atas papan tulisnya; tidak menyilaukan. Laboratorium digunakan untuk pembelajaran dan pusat sumber belajar; di setiap ruang ada guru yang tinggal di ruang itu selama KBM. Ruang guru digunakan pada saat istirahat saja untuk acara “morning tea”, makan siang (“having lunch”) dan pertemuan antar guru. Kemerdekaan siswa dalam berkreativitas lebih menonjol. Dinding kelas di dalam maupun di luar penuh karya siswa, hasil proses pembelajaran dan yang ditempelkan segala macam karya, poto, jadwal kegiatan dll. Perpustakaan menjadi pusat sumber belajar, intinya adalah belajar; seluruh akses pembelajaran dapat dikerjakan di perpustakaan dan di dalam perpustakaan ada tempat untuk guru sebagai pusat sumber belajar guru; “Teacher Resource Centre”. Di perpustakaan lengkap dengan CD, DVD bahan belajar, dapat dipinjam oleh siswa dan guru; demikian juga akses internet. Berdasar pengamatan penulis, muara dari seluruh aspek kegiatan adalah mutu/kualitas pembelajaran; tercermin dari hasil prestasi siswa dan gurunya. Daftar nilai siswa tidak kami temukan; yang dipajang hanya siswa yang berprestasi/terbaik dalam segala bidang mata pelajaran; lengkap dengan potonya yang berpose/bergaya trend. Penghargaan terhadap semua aspek prestasi siswa; maupun gurunya ditampilkan, sepertinya tidak ada yang tidak dihargai. Demikianlah yang berbeda. Terimakasih semuanya.

Selasa, 25 Agustus 2009

PERKEMBANGAN SMAN 10 MELATI SAMARINDA

Menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global maka pembaharuan pendidikan perlu dilaksanakan secara terprogram dan berkesinambungan agar hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bermutu terpenuhi. Dalam memberikan penjaminan dan pelaksanaan pengendalian mutu pemerintah menerapkan standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian.
Untuk itu sesuai dengan visi-misi dan tujuan sekolah, SMAN 10 Melati Samarinda dengan dibantu Yayasan Melati Samarinda berupaya terus untuk memenuhi kriteria tuntutan standar mutu hingga mencapai tujuan. SMAN 10 Melati Samarinda sebagai sekolah SMA Rintisan Bertaraf Internasional pada saat ini (tahun ke-3 RSBI), telah melaksanakan upaya diberbagai bidang (pemenuhan 8 standar) secara optimal sebagai usaha dalam pencapaian Standar SBI (Sekolah Bertaraf Internasional).
Laporan perkembangan SMAN 10 Melati Samarinda termuat dalam Profil ini (1997 – 2009). Perkembangan dan kemajuan prestasi sekolah secara akademik dan perkembangan serta kemajuan pembangunan sarana-prasarana sampai saat ini hampir terpenuhi sesuai tuntutan standar pendidikan (8 Standar). Hal ini karena didukung sepenuhnya oleh Yayasan Melati Samarinda dan bantuan-bantuan stimulan lainnya berupa block grand dari pihak Diknas Pusat, Provinsi maupun Kota Samarinda dan bantuan lainnya dari masyarakat orang tua/wali siswa (Komite Sekolah).
Harapan kami, laporan perkembangan ini bermanfaat untuk kita semua, sebagai sumbangan dalam membangun pendidikan di Kalimantan Timur.

Menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global maka pembaharuan pendidikan perlu dilaksanakan secara terprogram dan berkesinambungan agar hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bermutu terpenuhi. Dalam memberikan penjaminan dan pelaksanaan pengendalian mutu pemerintah menerapkan standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian.
Untuk itu sesuai dengan visi-misi dan tujuan sekolah, SMAN 10 Melati Samarinda dengan dibantu Yayasan Melati Samarinda berupaya terus untuk memenuhi kriteria tuntutan standar mutu hingga mencapai tujuan. SMAN 10 Melati Samarinda sebagai sekolah SMA Rintisan Bertaraf Internasional pada saat ini (tahun ke-3 RSBI), telah melaksanakan upaya diberbagai bidang (pemenuhan 8 standar) secara optimal sebagai usaha dalam pencapaian Standar SBI (Sekolah Bertaraf Internasional).
Laporan perkembangan SMAN 10 Melati Samarinda termuat dalam Profil ini (1997 – 2009). Perkembangan dan kemajuan prestasi sekolah secara akademik dan perkembangan serta kemajuan pembangunan sarana-prasarana sampai saat ini hampir terpenuhi sesuai tuntutan standar pendidikan (8 Standar). Hal ini karena didukung sepenuhnya oleh Yayasan Melati Samarinda dan bantuan-bantuan stimulan lainnya berupa block grand dari pihak Diknas Pusat, Provinsi maupun Kota Samarinda dan bantuan lainnya dari masyarakat orang tua/wali siswa (Komite Sekolah).
Harapan kami, laporan perkembangan ini bermanfaat untuk kita semua, sebagai sumbangan dalam membangun pendidikan di Kalimantan Timur.

PERKEMBANGAN SMAN 10 MELATI SAMARINDA
1997 - 2009


A. IDENTITAS DAN MODEL SEKOLAH
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMAN 10 Melati Samarinda
N S S : 30.1.16.60.03.044
Alamat : Jl. H.A.M.M. Rifaddin RT 25 Kelurahan Harapan Baru
Kec. Samarinda Seberang Kode Pos 75132
Tlp/Fax : 0541261829
Website : www.sma10melati.net
Email: smaplus@sma10melati.net
Kota : Samarinda
Provinsi : Kalimantan Timur

2. Model Sekolah :
a. Sekolah Negeri (SK Mendikbud nomor :107/O/1997 tentang Pembukaan dan Penegerian Sekolah Tahun Pelajaran 1995/1996 ) didukung oleh Yayasan Melati (Perjanjian Kerjasama Kanwil Depdikbud Prop. Kaltim dengan Yayasan Melati nomor : 5096/I26.1/Ie/1994).
b. Boarding School (Berasrama).


B. SEJARAH BERDIRINYA SMAN 10 MELATI SAMARINDA
Berawal dari lahirnya gagasan mewujudkan keinginan masyarakat Kalimantan Timur untuk memiliki Sekolah Menengah Atas yang unggul prestasi akademik, mampu setara dengan sekolah unggulan di Nusantara, dan dapat memasuki Perguruan Tinggi favorit Nasional maupun Internasional, serta para siswanya memiliki keunggulan sikap dan kepribadian yang bebasis pada nilai-nilai religi dan budaya ketimuran.
Menindak lanjuti amanat besar ini para tokoh masyarakat Kaltim membentuk Yayasan Malati berdasarkan Akte notaris nomor 78 tanggal 15 April 1994 yang. terdiri dari berbagai profesi mulai pejabat propinsi, pejabat kota atau kabupaten, anggota DPRD, praktisi pendidikan, sampai para pengusaha daerah. Yayasan Melati dibentuk dengan tugas utamanya mendukung seluruh kegiatan pendidikan di SMAN 10 Melati Samarinda.
Pada 30 Oktober 1994 telah dibuat perjanjian kerja sama antara Yayasan Melati dengan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( sekarang Diknas Prop. Kaltim), kemudian disepakati pula untuk mendirikan Sekolah Negeri yang secara khusus didukung oleh Yayasan Melati. Sejak tahun pelajaran 1997/1998 dimulai kegiatan belajar mengejar dan diresmikan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu Prof. DR. Ing. Wardiman Djojonegoro pada tanggal 11 Desember 1997 dengan nama SMAN 10 “Melati” Samarinda.



C. VISI DAN MISI
VISI : Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional
MISI : Menggali, meningkatkan dan mengembangkan potensi siswa terhadap imtaq dan iptek, sebagai calon pemimpin bangsa yang berjiwa nasional dan patriotik serta beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


D. KEPALA SEKOLAH
No Kepala Sekolah Masa Jabatan Keterangan
1 Drs. Harimurti, WS 1997 - 1998
2 Drs. H. Zainal Abidin 1998 - 2000
3 Drs. H. Suwardi, M.M. 2000 - 2008
4 Marwata, S.Pd 2009 Plt Kepala Sekolah
5 Drs. Hidayat 2009 - sekarang


E. PROSES BELAJAR MENGAJAR
SMAN 10 Melati Samarinda sejak tahun pembelajaran 2006/2007 menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah disyahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Dr. Mugni Baharuddin, S.H,M.M. dan Ketua Yayasan Melati, Drs. H.M. Rusli, pada tanggal 21 Novenber 2006.

Sejak tahun pembelajaran 2001/2002 SMAN 10 melati ditetapkan sebagai Sekolah Penyelenggara Program Percepatan Belajar (Akselerasi) berdasarkan SK Dirjend Dikdasmen nomor : 391/C.C6/KEP/MN/2001.

Dengan adanya Surat Rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidkan Propinsi Kalimnatan Timur nomor : 419/1529/V/2008, maka sejak tahun Pembelajaran 2008/2009 sistem pembelajaran di SMAN 10 Melati Samarinda menggunakan sistem Satuan Kredit Semester atau SKS dengan proses belajar mengajar moving class seperti sistem yang banyak digunakan di sekolah unggul negara-negara maju di dunia. Dengan sistem ini maka peserta didik dapat dilayani sesuai dengan bakat, minat dan prestasinya masing-masing.

Mengacu pada potensi sarana/prasarana dan tenaga pendidik yang ada, SMA Negeri 10 ”Melati” Samarinda mengembakan kurikulum muatan lokal berupa pemenuhan kebutuhan peserta didik akan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi dalam menyongsong tantangan informasi global yang meliputi :
No Kelas Muatan Lokal
1. X Internet, Visual Basic dan Pascall
2. XI - IPA Adobe Photoshop, Corel Draw dan Macromedia Flash
3. XI - IPS Accounting System dan Program aplikasi akuntansi
4. XII - IPA Web-design, Local Area Network (LAN), Merakit Hard Ware dan Maintenance Komputer
5. XII - IPS Web Accounting System, Merakit Hard Ware dan Maintenance Komputer

Berdasarkan pertimbangan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (intake siswa), kompleksitas kompetensi, kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran serta semangat para tenaga pendidik dan kependidikan untuk mempersembahkan yang terbaik bagi sekolah, maka SMA Negeri 10 ”Melati” Samarinda menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM dan Kriteria Kelulusan minimal 7,0, lebih tinggi dari kriteria kelulusan nasional yaitu rata-rata 5,5.

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi SMA Negeri 10 “Melati” Samarinda .
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui:
1. Kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan ketrampilan pengambilan keputusan karier bagi peserta didik. Kegiatan pelayanan Konseling di SMAN 10 Melati Samarinda dilakukan melalui kegiatan pertemuan di kelas untuk layanan informasi, sedangkan layanan konseling lainnya dilakukan di luar kelas dan di ruang konseling.Kegiatan layanan konseling di SMAN 10 Melati dilaksanakan dengan mengacu pada 9 jenis layanan yaitu : 1). Layanan Informasi, 2). layanan orientasi, 3).layanan konseling individu, 4). layanan konseling kelompok, 5). layanan bimbingan kelompok, 6).layanan penguasaan konten,7). layanan penempatan dan penyaluran, 8). layanan konsultasi dan 9) layanan mediasi.
Pelaksanaan kegiatan layanan Konseling di SMAN 10 melati berkoordinasi/ bekerjasama dengan pihak pengasuhan Yayasan Melati dalam hal penanganan siswa, dikarenakan siswa tinggal di asrama ( boarding school).

2. Kegiatan Pengembangan Pribadi dan Kreatifitas siswa dilaksanakan melalui kegiatan Self Development Day (SDD) dan ekstrakurikuler. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah dan asrama pada sore hari dan malam hari sesuai jadwal yang telah disusun dari petugas Badan Pengelola berkoordinasi dengan sekolah, yang mencakup kegiatan:
• Keagamaan ( Tauziah antar siswa dan guru )
• Olah Raga ( bulu tangkis, basket, bola voli, karate, taekwondo, pencak silat, sepak bola)
• Kepemimpinan ( Latihan Dasar Kepeminpinan Siswa, Paskibra , Palang Merah Remaja, Forum Diskusi Ilmiah)
• Seni ( Paduan Suara, Band, Tarian Daerah, Rebana, Nasid, Melukis, Teater, Sanggar Sastra)
• Olimpiade Sains (Matematika, Fisika, Astronomi, Kimia, Biologi, Ekonomi ,kebumian dan Informatika)
• Kelompok Ilmiah Remaja (Student Project), Kelompok Majalah Kreasi dan English Big Family (EBF)
• Kunjungan lapangan dan pengabdian masyarakat atau bakti sosial.


F. RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL
Melalui Surat Keputusan Direktur Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Manajemen Dikdasmen Depdiknas Tahun Anggaran 2007, Nomor 564.a/C4/MN/2007, tanggal 15 Juni 2007, menetapkan SMA Negeri 10 Melati Samarinda sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
Tujuan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional di SMAN 10 Melati Samarinda adalah :
1. Memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, budi pekerti sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
2. Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris secara aktif.
3. Lulusan memiliki nilai ujian nasional di atas rata-rata nilai kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah dan mampu memasuki Perguruan Tinggi yang berkualitas baik di dalam maupun di luar negeri.
4. Memiliki disiplin tinggi, rasa tanggung jawab akan kebersihan, keindahan, kesehatan dan kenyamanan lingkungan serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
5. Memiliki kemampuan yang baik dalam menggunakan sarana ICT untuk menunjang studinya.
6. Memilik kemampuan yang baik dalam bidang seni, karya ilmiah dan olah raga.

Rencana dan sasaran program pengembangan SMAN 10 Melati Samarinda sebagai rintisan SMA Bertaraf Internasional adalah :
a. Pengembangan Kurikulum
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) disusun berdasarkan berdasarkan standar isi dan standar kompetensi lulusan yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Perangkat KTSP terdiri atas silabus, bahan ajar, RPP, dan instrumen penilaian siswa. Kurikulum KTSP dengan sistem SKS.
Proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas menggunakan pengantar bahasa inggris atau bilingual
b. Penilaian
Sekolah mengembangkan instrumen penilaian autentik yaitu penilaian yang diperoleh dari proses pembelajaran yang mengukur tiga ranah penilaian yaitu kognitif, praktek atau psikomotorik dan afektif atau sikap
c. Pengembangan SDM
Pengembangan sumber daya manusia dilakukan dengan cara mengursuskan bahasa Inggris para guru ( utamanya guru inti ). Mengikutkan pelatihan bagi para guru, laboran, teknisi dan pustakawan.
d. Sarana prasarana
1. Pengembangan sumber belajar dan perpustakaan
2. Pengembangan laboratorium fisika, biologi dan kimia
3. Pengembangan laboratorium bahasa
4. Pengembangan laboratorium multimedia
5. Pengembangan laboratorium komputer
6. Pengembangan laboratorium ilmu sosial
7. Pengembangan teacher resource & reference central ( TRRC )
e. Pengembangan Kultur Sekolah
Memperhatiakan serta melakukan kebersihan, kerapaian, keamanan, keindahan, kerindangan, bebas asap rokok, bebas narkoba, penegakan disiplin, budaya baca dan anti kekerasan.
f. Manajemen sekolah
Pengolahan program rintisan SBI menerapkan manajemen berbasis sekolah ( kemandirian, kemitraan, partisifasi, keterbukaan dan akuntabilitas ). Pengelolaan administrasi sekolah menerapkan Paket Aplikasi Sekolah (PAS ).
g. Pembinaan Kesiswaan
Mengembangkan seluruh potensi siswa secara maksimal, baik potensi akademik maupun non akademik. Memberi beasiswa bagi siswa yang tidak mampu secara ekonomi.
h. Kemitraan dengan sekolah unggul
Pertukaran bahan ajar dan media pembelajaran dan kerja sama dalam pembauatan soal-soal untuk try out bersama. Pertukaran siswa, pendididk dan tenaga kependidikan.
i. Sosialisasi Program Rintisan SMA BI
Sosialisasi program rintisan SBI dilakukan ke sekolah-sekolah SMP/MTs, warga sekolah, komite sekolah, pemerintah Kota, pemerintah Provinsi dan Yayasan
j. Pembiayaan
Sumber pembiayaan program rintisan SBI berasal dari orang tua siswa ( komite ), Pemerintah kota, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.


LAPORAN HASIL EVALUASI R-SMA BI TAHUN 2008

No Indikator Kinerja Pelaksanaan Program Kondisi Ideal Kondisi SMAN 10 Melati
1. Jumlah siswa 193-319 362
2. Jumlah rombel 7-9 14
3. Nilai evaluasi kinerja 701-800 784 (Level B )
4. Perolehan medali siswa pada kompetisi sains, olah raga dan seni Ada Tingkat provinsi AdaTingkat provinsi & nasional
5 Aplikasi Program PAS Ada hasil cetak LISM Ada hasil cetak LISM
6. Dana bantuan provinsi/kab-kota Sesuai Kriteria minimal
(50 %) Ada dari provinsi
7 Kinerja keterlaksanaan program dan tertib administrasi laporan Sesuai kriteria minimal Ada laporan
8. Perolehan Nilai Akreditasi 85- 89,9 99,58
9 Nilai rata-rata UN 6- 6,9 8,53
10 Kultur Sekolah (memenuhi bebas asap rokok, narkoba, bersih, bebas corat-corek, bebas bullying; lingkungan rindang dan bersih) Memenuhi 3 aspek Memenuhi 7 aspek
11 Sertifikat ISO
Menerapkan standar ISO 9001 Tahap Sosialisasi
12 Sister School
Menjalin kerjasama dg sekolah unggul nasional dan internasional pada negara OECD Tahap Penjajakan di Jepang dan Australia
13 SKS
Melaksanakan sistem kredit semester
Ada sejak tahun pembelajaran 2008/2009
14 Ijazah
30% guru berpendidikan S2 linier dari prodi yg berakreditasi A Kerjasama dengan Unmul dan proses studi lanjutan
15 Beasiswa
Menyediakan biasiswa kepada siswa tidak mampu dan berprestasi dan menyediakan biasiswa kepada siswa berprestasi Ada dari Yayasan Melati, Block grand RSBI,
16 Ruang Kelas
Dilengkapi dengan perangkat TIK (computer/laptop, LCD/infokus, dan jaringan internet) Belum lengkap
17 Perpustakaan
Dilengkapi dengan perangkat TIK (layanan online data base, katalog digital, , terkoneksi internet) Belum lengkap
18 Ruang Penelitian dan Rujukan Guru (TRRC) Dilengkapi dengan sarana komputer, buku referensi, lemari dokumen, AC, DVD player, Scaner, LCD, Printer, Akses internet, handycam Ada lengkap
19 Laboratorium Multimedia Dilengkapi dengan sarana LCD, komputer, soundsystem, AC, DVD player, radio/tape rcorder, TV, CCTV, kamera digital, web kamera, akses internet, handycam, software pembelajaran interaktif. Belum lengkap


G. SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH

No Fasilitas Jumlah Ukuran Keterangan
1 Tanah Areal Kampus Melati 136.798 m2 terpadu SMA, SMK dan SMP
2 R. Kepala Sekolah 1 bh 28 m2
3 R. Administrasi/TU 1 bh 46 m2
4 R Wakasek 1 bh 24 m2
5 R. G u r u 1 bh 144 m2
6 R. Data Informasi 1 bh 144 m2 Terpadu dengan R. Guru
7 R. Pusat Belajar dan Riset Guru (TRRC) 1 bh 27 m2
8 R. BK 1 bh 27 m2
9 R. P i k e t 1 bh 8 m2
10 R. UKS 1 bh 64 m2
11 R. Belajar/Teori (lantai 2) 28 bh 720 m2 Terpadu SMP dan SMA
12 R. Laboratorium Fisika 1 bh 144 m2
13 R. Laboratorium Kimia 1 bh 144 m2
14 R. Laboratorium Biologi 1 bh 144 m2
15 R. Laboratorium Komputer 1 bh 120 m2
16 R. Laboratorium Bahasa 1 1 bh 120 m2 Dialih fungsikan menjadi R. Multimedia
17 R. Laboratorium Bahasa 2 1 bh 120 m2 Perangkat devinet rusak
18 R. Gudang Alat Olah Raga 1 bh 18 m2 Tidak ada ventilasi
19 R. Gudang Arsip Kantor 1 bh 9 m2
20 R. Perpustakaan 1 bh 693 m2
21 R. Koperasi 1 bh 18 m2
22 R. Kesenian 1 bh 378 m2
23 R. OSIS 1 bh 18 m2
24 R. Studio Musik/Band 1 bh 20 m2 Di auditorium
25 R. Kantin Sekolah 1 bh 126 m2
26 R. Toilet/WC :
- WC Kepala Sekolah 1 bh 4 m2
- WC BP 1 bh 4 m2
- WC Guru 5 bh 20 m2
- WC Lab. IPA 1 bh 4 m2
- WC Murid 66 bh 200 m2
27 Mesjid 1 bh 700 m2
28 Gedung Auditorium 1 bh 3.120 m2
29 Asrama Siswa Putri 1 bh 3.169 m2
30 Asrama Siswa Putri 1 bh 3.169 m2
31 R. Makan/Kantin Asrama 2 bh 592 m2
32 R. Loundry 1 bh 20 m2
33 R. Pengasuhan 2 bh 40 m2
34 Rumah Ka Asrama 1 bh 120 m2
35 Pos Penjaga/Satpam 1 bh 4 m2
36 R. Genset 1 bh 4 m2
37 Bak Penampungan Air Bersih 1 bh 36 m2
38 Lapangan futsal 1 bh 600 m2
39 Lapangan bola volly 1 bh 648 m2
40 Lapangan sepak bola 1 bh 8.250 m2
41 Tempat parkir sepeda motor 1 bh 300 m2
42 Lapangan Upacara 1 bh 800 m2

Sarana yang belum ada :
1. Kebun biologi atau green house
2. Ruang Multimedia
3. Lapangan tenis


H. KEADAAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
Data guru dan Pegawai
SMAN 10 "MELATI" SAMARINDA
Tahun Pembelajaran 2009/2010

Kepala Sekolah 1 orang
Guru Tetap (PNS) 19 orang
Guru Tetap Yayasan Melati 11 orang
Guru Tidak Tetap (Honorer) 6 orang
Tata Usaha( PNS) 3 orang
Pegawai Tetap Yayasan Melati 5 orang
Pegawai Tidak Tetap 3 orang
Jumlah 48 orang


Pembagian tugas tenaga pendidik dan kependidikan tahun 2009/2010
No. Tugas / Jabatan Nama NIP

A Kepala Sekolah / Direktur Sekolah Drs. Hidayat 19560904 198403 1 013
B Kep. Bidang Manajemen Pengembangan Sekolah Drs. Agus Gazali, M.SI 19680816 199003 1 010
Wakil Kep.Bidang Drs. Sri Mulyanta 19641114 199702 1 001
1. Koord. Program ISO dan PAS-ICT Fathur Rachim, S.Kom -
2. Koord. Pengemb. Manajemen, Kultur Sekolah Dewi Masitoh, S.Pd. -
C Kep. Bidang Adm. Pengemb. Kur. RSBI Arif Imam Subagyo, S.Pd. 19650701 199001 1 001
Wakil Kep.Bidang Supangat, S.Pd. 19640220 199003 1 008
1. Koord. Bid. Database dan Kendali Mutu Stand. Inter. Ilyas Arieffendy, M.Si. -
2. Koord. Program E-Learning Erni Endah Sari, S.Pd. -
D Kep. Bidang Kur. Pengajaran dan Pengemb. Pembelajaran Subakri, S.Pd 19700129 199301 1 002
Wakil Kep. Bidang Umul Laili, S.Pd. 19710103 199702 2 003
1. Koord. Bidang Akademik dan Ketua BAAS Khairul Basari, S.Pd -
2. Koord. Pembinaan Olimpiade Sains Nasional Fannanah Firdausi, S.Pd. -
E Kep. Bidang Kesiswaan dan Lintas Budaya Armin, S.Pd. 19701231 199702 1 008
Wakil Kep. Bidang Dra. Etty Wahyunani 19691017 199702 2 002
1. Koord. Pembinaan Imtaq, Disiplin dan Tata Tertib Siswa Heriyani Rahayu, S.Pd.I. -
2. Koord. Kegiatan Ekskul dan Lomba, Seni, Olah Raga Letty Parlina, S.Pd. -
3. Koord. Program Self-Development Day/Sabtu Berkarya Berkembang Nurhikmah, S.Pd. -
F Kep. Bidang Hub. Sosial Kemasy. (Humas) dan Hub. Luar Negeri Dra. Sumarti, M.Psi. 19660824 199403 2 010
Wakil Kep. Bidang Drs. H. A. Bangun Suprapto 19551112 198503 1 008
1. Koord. Database Sekolah, Mading dan Promosi Sekolah Atik Sri Rahayu, S.Pd 19701128 199702 2 004
2. Koord. Kekeluargaan dan Hubungan Sosial Kemasy. Siti Rofiah, S.Pd. 19700710 199703 2 006
G Kep. Bidang Sarana- Prasarana Heru Subroto, S.Pd 19630906 199702 1 002
Wakil Kep. Bidang Abu Samsudin, S.Pd 19720622 199703 1 006
1. Koord. Sarana Pembelajaran Suyanto, S.Pd 19670912 199702 1 003
2. Koord. Pemeliharaan Ruang Belajar Nyamiatiningsih, S.Pd. -
H Kep. Bidang Pengembangan Kegiatan dan Pencitraan Sekolah Marwata, S.Pd 19690614 199702 1 005
Wakil Kep. Bidang Musmulyadi, S.Pd. 19671104 199702 1 001
1. Koord. BK dan Pengemb. Potensi Mukhlishotin, S.Pd. -
2. Koord. Pengemb. Basis Keunggulan Sekolah Juliani, S.Pd -
I Wali Kelas
1. Wali Kelas XII-IPA-A Drs. Sri Mulyanta -
2. Wali Kelas XII-IPA-B Atik Sri Rahayu, S.Pd -
3. Wali Kelas XII-IPA-C Suyanto, S.Pd. -
`4 Wali Kelas XII-IPA-D Heru Subroto, S.Pd -
5. Wali Kelas XII-IPA-E Subakri, S.Pd. -
6. Wali Kelas XII-IPS Umul Laili, S.Pd.
J Pembimbing Akademik (PA)
1. Angk. 12-A Drs. Agus Gazali,M.S.I -
2. Angk. 12-B Supangat, S.Pd. -
3. Angk. 12-C Dra. Sumarti, M.Psi -
4. Angk. 12-D Marwata, S.Pd. -
5. Angk. 12-E Drs. A. Bangun S -
6. Angk. 12-F Armin, S.Pd. -
7. Angk. 12-G Arif Imam S.,S.Pd. -
8. Angk. 12-H Fannanah Firdausi, S.Pd -
9. Angk. 12-I Dra. Etty Wahyunani -
10.Angk. 12-J Heriyani Rahayu, S.Pd.I. -
11.Angk. 12-K Muklisotin, S.Pd -
12.Angk. 13-A Juhaifah, S.Pd -
13.Angk. 13-B Dewi Masitoh, S.Pd.
14.Angk. 13-C Erni Endah Sari, S.Pd
15.Angk. 13-D Fathur Rachhim, S. Kom
16.Angk. 13-E Abu Samsudin,S.Pd.
17.Angk. 13-F Ilyas Arieffendy,M.Si
18.Angk. 13-G Juliani, S.Pd.
19.Angk. 13-H Khairul Basari, S.Pd.
20.Angk. 13-I Letty Parlina, S.Pd
21.Angk. 13-J Nur Hikmah, S.Pd
22.Angk. 13-K Siti Rofiah, S.Pd.
23.Angk. 13-L Nyamiyatiningsih, S.Pd
G Ketata Usahaan
1 Kepala Tata Usaha Suyoto, S.Sos 19660619 198601 1 001
2 Keuangan
2.1. Bendahara Rutin (Pengeluaran) Dra.H. Rina Lisa 19640818 198603 2 019
2.2. Bendahara Gaji Suyoto, S.Sos
2.3. Pembuat Pengurtus Barang Rusli, SE 19640508 199703 1 002
2.4. Bendahara Pengelola Uang Yayasan Melati Heny Setiawan, A.Md -
2.5. Bendahara Dana Blok Grant Umul Laili, S.Pd -
3 Kepegawaian Heny Setiawan, A.Md -
4 Kesiswaan 1. Taufiqy Abdul Aziz -
2. Neneng Pupita Dewi -
5 Persuratan ( Agenda, Kearsipan, Persuratan) Neneng Puspita Dewi
6 Perlengkapan (sarana dan prasarana) Syaiful Bakri, SE -
5.2. Pembantu Pengurusan Barang dan Dokumentasi Syaiful Bakri, SE -
7 7.1. Laboran Fisika Sunaryo
7.2. Laboran Kimia -
7.3. Laboran Biologi Pratiwi Jati Palupi, S.P -
7.4. Laboran Matematika dan IPS
8 8.1. Teknisi dan Laboran Komputer A. Satriyo Ervanto
8.2. Teknisi dan Laboran Lab. Bahasa dan Multimedia -
9. Pelaksana teknis Paket Aplikasi Sekolah (PAS) 1. -
2. -
10. Petugas Perpustakaan 1. Darmawati, A.Md -
2. Arbani -
11 Petugas UKS / Perawat 1. Fatmawati, A.Md.Kep -
2. -
12 Petugas Kebersihan Ruang Kantor Sekolah Kuncoro Wisnu Wardhani
13 Tugas Tambahan Beban Kerja
13.1. Pembuat Daftar Gaji Rusli, SE
13.2. Sopir Dinas Sekolah Syaiful Bakri, SE -
13.3. Pengantar dan Pengambil Surat Dinas Syaiful Bakri, SE -
13.4. Dokumentasi Kegiatan Sekolah Taufiqy Abdul Aziz
14.5. Penggandaan/Foto copy 1. Sunaryo -
2. Syaiful Bakri, SE -
3. Kuncoro Wisnu Wardhani -

Kamis, 29 Januari 2009

BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODUL

Tim Matematika:
Khairul Basari, S.Pd
Heru Subroto, S.Pd
Subakri, S.Pd.
Drs. Hidayat

Kegiatan Belajar 1


A. Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan siswa dapat :
a. Menentukan suatu kalimat bermakna atau tidak
b. Memberikan contoh pernyataan dan bukan pernyataan
c. Memberikan contoh pernyataan yang bernilai benar atau salah
d. Mengubah kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai benar atau salah

B. Uraian Materi 1

Pernyataan, Kalimat Terbuka

Untuk melakukan percakapan dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan kalimat. Kalimat adalah rangkaian dari kata-kata, perhatikan kalimat berikut :
1). Pontianak berada di pulau Kalimantan
2). Lima lebih dari tujuh
3). Surabaya lebih jauh dari Jakarta
4). Tujuh mencintai lima
5). Kerjakan soal latihan dalam buku ini dengan baik
6). Bilangan asli yang kurang dari lima
7), Mawar merah
8). Dimana alamat rumahmu?


Kalimat-kalimat di atas dapat kita pahami dengan baik, kecuali kalimat nomor 4), karena kalimat-kalimat tersebut bermakna atau berarti, Sedangkan pada kalimat nomor 4) adalah kalimat yang tidak bermakna atau tidak berarti karena tidak ada hubungan mencintai antar bilangan.


Ø Kalimat 1 dan 7 adalah kalimat yang bernilai benar karena sesuai dengan kenyataan.
Ø Kalimat 2 adalah kalimat yang bernilai salah, karena lima lebih kecil dari tujuh.
Ø Kalimat 4 adalah kalimat yang tidak berarti
Ø Kalimat 5 kalimat yang tidak dapat ditentukan bernilai benar atau salah, karena merupakan kalimat perintah.

Ø Kalimat 8 juga tidak dapat ditentukan benar atau salah, karena merupakan kalimat Tanya.
Ø Kalimat 3 akan bernilai benar jika yang mengatakan adalah orang yang tinggal di Medan, tetapi kalimat itu menjadi salah jika yang mengatakan orang yang tinggal di Bandung.
Ø Kalimat 6 akan bernilai benar jika bilangan itu adalah 1, 2, 3 dan 4, tetapi kalimat itu akan bernilai salah jika bilangan itu adalah 5, 6, … ( dan seterusnya).
Sesuatu yang menyebabkan nilai kebenaran suatu kalimat di sebut Variabel.
Kalimat 1 dan 7 adalah pernyataan sedangkan kalimat 3 dan 6 adalah merupakan kalimat terbuka.


C. Rangkuman 1

Rangkuman


1. Pernyataan adalah kalimat yang dapat ditentukan bernilai benar atau salah
2. Nilai Kebenaran suatu kalimat adalah nilai benar atau salah dari kalimat tersebut.
3. Kalimat Terbuka adalah kalimat yang memuat variable atau kalimat yang nilai kebenarannya ditentukan oleh variable.
4. Suatu pernyataan dapat bernilai benar atau salah saja, tidak dapat keduanya sekaligus.
5. Variabel adalah lambang untuk menyatakan anggota suatu himpunan semesta.
6. Konstanta adalah lambang untuk menyatakan anggota tertentu dari semesta pembicaraan.

D. Tugas 1


Kerjakan soal-soal berikut dengan cermat.
1. Tentukan diantara kalimat-kalimat berikut yang merupakan pernyataan.
a) Enam habis dibagi tiga
b) Hasil kali 3 dan 4 adalah 16
c) Jumlah dari 3 dan 5 adalah merah
d) Apakah anda sudah belajar dengan baik
e) Silahkan anda membaca buku di perpustakaan
f) 2x = 10
……………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan yang ada di soal nomor 1
……………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………
Adakah kalimat terbuka pada soal no. 1 jiks ada ubahlah kalimat tersebut menjadi pernyataan yang bernilai benar.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Tentukan kalimat yang bermakna dari kalimat-kalimat yang ada di soal nomor. 1
………………………………………………………………………………………..……….…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………….……………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………..……….…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………….……………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Buatlah contoh dari :
a) Pernyataan
……………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………
b) Kalimat terbuka
……………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

E. Tes Formatif 1

Kerjakan soal-soal berikut dengan cermat.
1. Tentukan diantara kalimat-kalimat yang merupakan pernyataan atau bukan pernyataan.
a) Sembilan ditambah tujuh sama dengan empat belas
b) Saya berharap anda selalu dalam kondisi sehat
c)
d) 7 adalah bilangan prima
e) Melalui 2 titik dapat dibuat sebuah garis.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….………………………………………………………
2. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan yang ada di soal nomor 1, jika ada pernyataan yang bernilai salah, ubahlah pernyataan tersebut menjadi pernyataan yang bernilai benar
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Adakah kalimat terbuka pada soal no. 1 jiks ada ubahlah kalimat tersebut menjadi pernyataan yang bernilai benar.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Tentukan kalimat yang bermakna dari kalimat-kalimat yang ada di soal nomor. 1
………………………………………………………………………………………..……….…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………….………………………………………………………………………………
5. Buatlah contoh dari :
a) Pernyataan
……..………………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
b) Kalimat terbuka
……………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

F. Umpan Balik dan Tindak lanjut

Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada di lampiran modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Anda yang sudah mendapat skor :
v Lebih dari 70, maka dapat melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya.
v Antara 55 – 70, maka mengulang tes formatif
v Kurang dari 55, maka mengulangi kegiatan belajar

Rabu, 28 Januari 2009

TIM SUKSES

TIM SUKSES DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA


Sebagai satu model menumbuhkan motivasi untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 “Melati” Samarinda




KATA PENGANTAR



Guru dapat membangkitkan minat dalam belajar matematika, dengan menggunakan metode yang bervariasi, banyak melibatkan siswa dalam kegiatan, menghubungkan bahan pelajaran dengan keadaan dan fakta di luar kelas atau masyarakat sesuai kebutuhan siswa, dan mampu menemukan berdasar pengalaman tentang pengelolaan pembelajaran.


Berdasar pengalaman, bahwa belajar berkelompok atau dalam bentuk tim lebih menyenangkan siswa dan berdampak positif terhadap pembentukan sikap kebersamaan yang penuh tanggung jawab sebagai satu tim.


Hal ini sangat diperlukan dalam masyarakat dan pendidikan jangka panjang, karena selama ini belajar matematika ada kecenderungan kurang memperhatikan aspek sikap seperti tersebut di atas. Oleh karena itu menjadi sangat penting satu model tim sukses dalam pembelajaran matematika di sekolah.





BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang.



Satu di antara hambatan dalam mengajar matematika adalah banyak siswa yang kurang berminat atau tidak tertarik pada matematika. Hal ini ditandai dengan hasil prestasi belajar siswa yang masih rendah. Motivasi menjadi sangat penting bagi siswa dalam mempelajari matematika. Dengan adanya motivasi yang baik, akan menarik minat siswa, siswa akan lebih mudah dan senang belajar matematika, lebih mengasyikkan sehingga diperoleh prestasi belajar yang baik.


Oleh karena itu penting bagi guru matematika untuk mengerti apa dan bagaimana upaya menumbuhkan motivasi itu, untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika. Sehingga perlu diupayakan satu model pembelajaran untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas.
____________
Motif adalah daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga seseorang mau dan ingin melakukan suatu perbuatan. . . .1
_________________________________________________





1Tim Instruktur PKG Matematika SMU, Beberapa metode dan ketrampilan dalam pengajaran Matematika.tt.p.5
_________________________________________________________________





Satu sisi siswa berhasil dalam pembelajaran matematika dengan ditandai prestasi berupa nilai-nilai satu aspek yaitu kognitif, di pihak lain perlu juga dipertimbangkan keberhasilan aspek afektif, yaitu menyangkut sikap, perilaku dan yang lebih luas lagi sikap kebersamaan di antara siswa. Sepertinya hal ini menjadi lebih bermakna dan penting untuk keberhasilan pendidikan matematika yang selama ini terkesan kurang memperhatikan aspek tersebut di atas, dalam pendidikan jangka panjang.
____________
Penilaian harus memiliki fungsi tertentu, yaitu memiliki fungsi formatif, sumatif, diagnostik, selektif, dan motivasi. . . .2

_______________________________________________________________






2Cece Wijaya, DRS. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Bandung, Jakarta, Mei 1991. p. 154.
_________________________________________________________________




Oleh karena itu perlu ada terobosan ke arah hal tersebut di atas, dengan satu model dalam upaya menumbuhkembangkan berbagai aspek dalam
pembelajaran matematika yang saat ini sedang dikembangkan yaitu: kesadaran diri, kesadaran berfikir rasional, kecakapan sosial dan kecakapan akademik untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Memilih SMA Negeri 10 “Melati” Samarinda, sebagai obyek penulisan karena :


1. Siswa SMUNegeri 10 “Melati” Samarinda, berasal dari siswa lulusan SLTP di seluruh daerah tingkat II, propinsi Kalimantan Timur.
2. Komponen lainnya yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan sebagai suatu sistem, dianggap memenuhi syarat yang kondusif karena selain siswanya terwakili dari berbagai daerah, SMA Negeri 10 “Melati” Samarinda adalah sekolah unggulan yang berasrama dengan sarana dan prasarana lengkap.

B. Ruang Lingkup.


Tim sukses dalam pembelajaran matematika, pada makalah ini merupakan model khusus kerja kelompok bervariasi yang menumbuhkembangkan aspek kebersamaan, dengan kegiatannya ditentukan sebagai berikut:


1.Tim sukses dipilih dari setiap anggota kelompok dan memiliki minimal satu orang siswa sebagai pemandu, fasilitator, nara sumber pembelajaran teman sejawat.


2.Jumlah anggota setiap kelompok dibatasi, yaitu minimal 3 atau maksimal 5 orang dengan satu orang siswa sebagai ketua kelompok yang bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan kelompoknya dalam satu tim untuk satu paket tugas. Tim untuk setiap paket berikutnya anggotanya dapat digilir.


3. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas, misalnya di perpustakaan, laboratorium matematika, atau sekitar kelas yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran matematika.


4. Khusus siswa kelas 3 program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMA Negeri 10 “Melati” Samarinda, dan setiap anggota kelompok pada akhir kegiatan diberikan target perolehan nilai rata-rata sebagai tim sukses.


5. Setiap siswa dalam satu tim, memiliki kakak asuh, sebagai nara sumber lain dalam kegiatan belajarnya, baik di sekolah maupun di rumah / asrama.

C. Tujuan.


1.Mengetahui pengaruh tim sukses dalam pembelajaran matematika, terhadap peningkatan prestasi hasil belajar secara individual, yaitu hasil Ujian Akhir Nasional (UN).


2. Mengetahui dampak afektif terhadap siswa, yang dapat dirangkum melalui pendapat sebagian (sampel) siswa melalui angket.






BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN






A. Penyusunan Program Model Tim Sukses.


Berbagai upaya telah dilakukan untuk pembenahan pembelajaran matematika. Hal ini bertujuan agar siswa lebih tertarik atau berminat pada matematika dan secara berkelanjutan akan berdampak pada peningkatan prestasi hasil belajar siswa.


Upaya pembenahan dengan inovasi pengembangan metode maupun strategi pembelajaran maupun pendekatan lainnya, dalam usaha peningkatan prestasi belajar siswa, melalui tim sukses dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan karena :
Kenyataannya masih banyak ditemukan siswa yang kurang berminat atau tidak tertarik pada matematika, sehingga motivasi menjadi bagian yang sangat penting bagi siswa dalam mempelajari matematika.


Secara umum hasil prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah, hal ini antara lain ditandai dengan perolehan nilai rata-rata hasil ujian akhir nasional.
Secara khusus dengan menggunakan model tim sukses dalam pembelajaran matematika akan dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa di SMA Negeri 10 “Melati” Samarinda, hal ini ditandai antara lain dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil ujian akhir nasional, setiap tahun pembelajaran.

Tim sukses dalam pembelajaran matematika merupakan strategi atau sebagai satu model dalam upaya menumbuhkan motivasi kebersamaan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 “ Melati” Samarinda. Program pembelajaran melalui tim sukses dikelola dengan langkah urutan kegiatannya sebagai berikut:


1.Kegiatan diselenggarakan terprogram per-semester untuk beberapa pertemuan dengan perbandingan tertentu antara pembelajaran klasikal maupun individu dan kelompok bervariasi model tim sukses. Perbandingan untuk kelompok model tim sukses lebih banyak kegiatannya. Misalnya dalam 10 kali pertemuan, pembelajaran yang diatur dengan model tim sukses sebanyak 6 kali, sedangkan yang 4 kali kegiatannya secara klasikal maupun individual.


2. Dalam pertemuan awal pada kegiatan pembelajaran, diawali secara klasikal dengan kegiatan latihan secara individual untuk beberapa pertemuan, setelah dievaluasi kemudian dilanjutkan untuk kegiatan kelompok model tim sukses dengan paket latihan-latihan atau tugas dan dilengkapi dengan evaluasinya. Kegiatan berikutnya kembali secara klasikal dengan kegiatan evaluasinya secara individual dengan program tes individual. Dari beberapa kali pertemuan dengan bervariasinya pengembangan metode maupun pendekatan seperti tersebut di atas, dapat kita teliti pengaruh kegiatan kelompok model tim sukses terhadap peningkatan prestasi hasil belajar secara individual.


3. Selama kegiatan kelompok dengan model tim sukses, lebih ditekankan pada aktivitas setiap anggota kelompok dengan satu atau lebih dari masing-masing kelompok sebagai pemandu, fasilitator, pembelajar teman sejawat, yang telah dipilih, mempunyai tanggungjawab dan target sebagai satu tim sukses dalam kelompoknya untuk satu paket.

B. Laporan Hasil.


Sebagai contoh, untuk nilai rata-rata kelompok hasil kerja tim sukses siswa kelas 3A, 3B dan 3C sesuai data dari buku nilai yang dikumpulkan selama semester 2.


Dengan uji t dari datanya, kedua data nilai rata-rata hasil pembelajaran kelompok dengan data hasil Ujian Akhir Nasional (UN) berkaitan atau ada pengaruhnya.


Dampak afektif tim sukses dalam pembelajaran matematika terhadap siswa, secara garis besarnya dapat dirangkum melalui pendapat sebagian (sampel) siswa sejumlah 71 siswa kelas 3A, 3B dan 3C program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA):

1. Dalam proses belajar matematika di sekolah selama ini, bahwa belajar dengan kerja kelompok bervariasi atau tim sukses , sangat sering dengan prosentasi 53,52 % dan sering 45, 07 %.


2. Pengaruh kerja kelompok melalui tim sukses terhadap siswa yang kurang mampu dalam pemahaman dan prestasi belajar matematika, sangat berpengaruh positif. Hal ini dapat dilihat pada data angket siswa sebesar 63,38 % sangat berpengaruh positif.


3. Bagi kami siswa yang masih kurang memahami konsep matematika, setelah dijelaskan oleh guru; pembelajaran selanjutnya akan lebih mudah melalui teman sejawat, nara sumber, kakak asuh dengan model kerja kompok tim sukses tepat sekali. Sesuai pendapat siswa sebesar 52,11 % menyatakan tepat sekali dan 39,44 % sangat tepat sekali.


4.Prosentasi dalam kegiatan pembelajaran matematika menuju penyelarasan klasikal, untuk kegiatan individu dibanding kerja kelompok tim sukses , 40 % : 60 %. Pendapat siswa yang menyatakan perbandingan kegiatan seperti di atas, sebanyak 56,34 %.


5. Model kerja kelompok bervariasi dengan tim sukses dalam pembelajaran matematika, pengaruh terhadap perkembangan sikap (kerukunan / kebersamaan, toleransi, integrasi dan sikap positif lainnya) menurut siswa positif dengan prosentasinya 49,29 % sedangkan yang berpendapat sangat positif 47,89 %.
Matematika dengan satu di antara prinsipnya yaitu kemandirian tetap penting, namun perlu juga untuk menuju hal itu dibutuhkan penyelarasan melalui kerja kelompok bervariasi sebaagai tim sukses. Sebagian besar siswa setuju yaitu 52,11 % dan 47,89 % menyatakan sangat setuju.


7. Pendekatan, metode dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan variasi, agar meningkatkan prestasi siswa dan tidak menjenuhkan. Sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju yaitu 60,56 % dan sebagian setuju 38,03 %


8. Untuk mengatasi kesulitan dalam belajar matematika selama ini, diperlukan berbagai model pendekatan dan dengan metode yang bervariasi. Bagaimana dengan model tim sukses (kelompok) yang anda alami selama belajar di SMA Negeri 10 “Melati” Samarinda ? Menurut pendapat siswa 64,79 %, sangat bermanfaat sekali.


9. Dalam memecahkan masalah (soal) yang sulit dalam matematika, model kerja kelompok bervariasi sangat diperlukan terutama siswa yang masih menemui kesulitan. Sebagian besar siswa membutuhkan model seperti ini, karena sesuai dengan hasil angket 73,24 % menjawab sangat diperlukan.


10. Selama belajar matematika di SMA Negeri 10 “Melati” Samarinda dengan model kerja kelompok, menurut pendapat siswa sangat membantu meningkatkan prestasi. Dari 71 siswa 61,97 % dapat merasakan sendiri dampaknya terhadap peningkatan prestasinya.

Sesuai hasil pengolahan data dampak afektif tim sukses dalam pembelajaran matematika terhadap siswa yang dapat dirangkum melalui pendapat sebagian (sampel) siswa melalui angket rata-rata berdampak positif terhadap peningkatan prestasi hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 “Melati” Samarinda.



BAB III
PENUTUP



A. Kesimpulan.


Dengan motivasi yang baik, akan menarik minat siswa dan belajar matematika akan lebih menyenangkan, mengasyikkan, sehingga diperoleh prestasi belajar yang baik dari berbagai aspek penilaian. Untuk menumbuhkan motivasi yang baik diperlukan inovasi berbagai variasi metode, model maupun pendekatan dalam pembelajaran matematika. Satu diantaranya yang telah terbukti mampu meningkatkan prestasi hasil belajar matematika, khususnya di SMA Negeri 10 “Melati” Samarinda, yaitu melalui tim sukses dalam pembelajaran matematika.


Pengaruh tim sukses dalam pembelajaran matematika, terhadap peningkatan prestasi hasil belajar secara individual, yaitu hasil Ujian Akhir Nasional (UN), berkaitan atau ada pengaruhnya.


Dampak afektif terhadap siswa, yang dapat dirangkum melalui pendapat sebagian (sampel) siswa melalui angket, rata-rata positif.

B. Saran


1.Perlu ditingkatkan prestasi hasil belajar siswa, dengan inovasi variasi metode, model maupun pendekatan dalam pembelajaran secara berkelanjutan, sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan siswa.


2.Penilaian dalam pembentukan aspek afektif atau sikap seperti kebersamaan yang penuh tanggung jawab sebagai satu tim sukses, saling menghargai, dan sikap positif lainnya dalam pembelajaran matematika, perlu dikembangkan, karena hal ini sangat dibutuhkan dalam keberhasilan pendidikan jangka panjang.




DAFTAR PUSTAKA



Ahmad Rohani HM. Pengelolaan Pengajaran. Semarang: Penerbit Rineka Cipta, 1990.
Depdikbud. Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Ditjen Dikdasmen, 1995.
Fadjar Shadiq. Pendekatan Pembelajaran Variasi CBSA. Yogyakarta: PPPG Matematika, 2000.
Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II. Kurikulum untuk abad ke-21. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, 1994.
Marsudi Raharjo. Pembelajaran aktif Matematika. Yogyakarta: PPPG Matematika, 2000.
Soekartawi. Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Malang: Pustaka Jaya, 1995.




Rabu, 29 Oktober 2008

BELAJAR DI SMP PLUS MELATI SAMARINDA (BOARDING SCHOOL)

BOARDING SCHOOL

PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ijinNya makalah ini dapat diselesaikan. Semoga makalah ini menjadi sumbang saran dan pemikiran yang berarti, dalam upaya mewujudkan sekolah menjadi tempat pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan.

Memberi makna belajar, merupakan keinginan dari seorang guru agar tepat dalam memberikan pelayanan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan proses berkesinambungan bagi siswa dalam menerapkan berbagai aspek yang meliputi pengetahuan dan pemahaman konsep, praktik maupun sikap yang dikumpulkan dan ditafsirkan dalam bentuk informasi/data untuk menilai keputusan-keputusan yang diambil pada proses belajar siswa.

Penulisan makalah ini, berdasarkan pemikiran dan pengalaman di sekolah selama ini, dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan berbagai kendalanya khususnya dalam pembelajaran, diperlukan pendekatan dan makna tertentu dengan siswa agar lebih tepat, sehingga dapat kita berikan pelayanan yang maksimal.

Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dan secara khusus bagi guru.


ABSTRAK

HIDAYAT, Belajar Di SMP Plus Melati Samarinda.

Penulisan makalah ini dengan tema: Mewujudkan sekolah menjadi tempat pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan, bertujuan agar guru tepat dalam memberikan pelayananan dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.

Penulisan makalah ini bertolak dari permasalahan yang ada di sekolah, diantaranya masalah belajar dan pelayanan pembelajaran yang kurang tepat untuk siswa. Pelayanan pembelajaran yang dimaksud kurang memberikan motivasi belajar, pelayanan program perbaikan dan pengayaan tidak maksimal, karena individu siswa yang berbeda kurang diberikan layanan informasi yang akurat tentang materi atau soal yang belum dikuasai siswa. Hal ini pula disebabkan jumlah siswa yang perlu dilayani cukup besar. Dengan pelayanan pembelajaran `yang tepat , sangat membantu guru dalam proses yang terjadi dalam diri siswa dalam belajar secara maksimal.
Dalam pelayanan pembelajaran secara maksimal, guru harus mampu memberi makna belajar. Makna belajar di SMP Plus Melati Samarinda.

Penilaian tidak harus menjadi target tertentu, yang penting semangat belajar tumbuh-kembang dari kegiatan yang mereka lakukan sendiri.

1. Belajar itu menyenangkan.
2. Belajar itu, proses menuju perubahan untuk mencapai prestasi sesuai visi-misi sekolah.
3. Belajar itu, tidak harus di kelas.
4. Belajar itu, di mana saja, kapan saja dan belajar tidak hanya di sekolah.
5. Belajar itu, tidak harus ada target tertentu.
6. Belajar itu, . . .

Pembahasaan dalam penulisan makalah ini, menitikberatkan kepada pelayanan individual dengan penjelasan atau keterangan yang lengkap tentang kompetensi yang telah dicapai, karena persoalan ini sering memberatkan guru dan bahkan guru sering melakukan kekeliruan dalam penjelasan tentang kompetensi yang dicapai siswa. Hal ini disebabkan data/informasi tentang kompetensi siswa tidak lengkap.

Memberi makna belajar, diharapkan guru dapat mendeteksi lebih dini dan lebih mudah/sederhana untuk merekam data ketercapaian kompetensi siswa terhadap bagian-bagian dari soal/materi ajar yang belum dikuasai siswa, sehingga dapat memberikan solusi secara individual terhadap siswanya. Solusi yang dapat ditempuh antara lain melalui layanan program perbaikan, tugas tertentu, pengayaan apabila diperlukan atau layanan informasi lainnya dalam proses pembelajaran secara menyeluruh dengan berbagai aspek belajar.

Apabila guru , dapat memberikan informasi dan pelayanan individual yang tepat tentang perkembangan prestasi belajar siswa, tentunya siswa akan termotivasi dan pada gilirannya suasana pembelajaran lebih menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap guru tentunya memiliki keinginan untuk lebih baik dalam memberikan layanan belajar kepada siswanya sesuai mata pelajarannya masing-masing. Keinginan ini tanpa dibantu pemahaman terhadap makna belajar, strategi atau cara dan perangkatnya tentunya sulit untuk terwujud. Banyak cara yang dapat dibuat oleh guru dalam upaya memberikan layanan belajar siswanya. Untuk mengenal proses pembelajaran siswa, dengan hasil dalam bentuk penilaian(aspek pengetahuan dan pemahanan konsep, aspek praktik dan sikap), guru dapat memberikan makna belajar yang lebih luas , serta keterangan ketercapaian kompetensi siswanya dengan tepat.

Permasalahan belajar yang mencakup semua aspek dengan berbagai kendalanya termasuk jumlah siswa yang terlalu besar untuk per-kelas, sehingga individu siswa kurang mendapat perhatian maksimal, masih menjadi problem besar bagi guru dan sekolah.

Sebagian besar guru masih ada yang tidak mengenal makna belajar, sehingga belajar itu membosankan dan menyedihkan, hal ini dibuktikan masih banyak kesalahan dalam memberikan informasi/data ketercapaian kompetensi sebagai hasil belajar siswanya, bahkan siswa yang sudah pindah/keluarpun masih diberikan keterangan ketercapaian kompetensinya. Hal ini menunjukkan keprihatinan kita terhadap belajar dengan berbagai aspek ketercapaiannya, proses pembelajaran dengan pelayanan individualnya dan lebih jauh memprihatinkan lagi untuk mengenal siswa lebih dekat dalam upaya peningkatan prestasi belajar, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan, masih perlu ditingkatkan.

Sebuah tuntutan bahwa belajar di SMP Plus Melati Samarinda harus sesuai dengan Visi dan Misi sekolah:

Visi :

CERDAS : SPiritual, Emosional, soSIal, intelektuAL ( SPESIAL )

Misi :

-Melaksanakan kegiatan ibadah untuk meningkatkan Iman dan Taqwa (IMTAQ)
-Meningkatkan semangat juang siswa untuk meraih prestasi.
-Melaksanakan kegiatan sosial kemasyarakatan.
-Melaksanakan pembelajaran berbasis kompetensi, untuk meraih prestasi di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), prestasi dalam Ujian Nasional dan dapat melanjutkan ke jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ( SLTA ) unggulan/Plus

Oleh karena itu guru harus lebih kreatif, inovatif dan berhati-hati dalam tugas profesinya, lebih tekun, penuh kesabaran dalam mendidik siswanya dan selalu mendorong pembelajaran lebih aktif, memberi motivasi, mengenal lebih dekat siswanya untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar.

B. Tujuan

Tujuan secara umum untuk mencapai rumusan belajar yang tepat adalah terciptanya pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan. Untuk mencapainya perlu dilakukan kaji tindak (class room action research) dalam pembelajaran agar tujuan belajar siswa dapat tercapai secara maksimal.
Tujuan secara khusus:

Mengetahui lebih dini, karakteristik atau bagian dari langkah-langkah proses belajar dalam rangka mencapai kompetensi dasar yang dituangkan dalam desain belajar yang belum dikuasai oleh siswa secara detail.
Memberikan pelayanan maksimal kepada siswa terhadap pelaksanaan belajar pada proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu, baik untuk perbaikan bagi yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal, maupun pengayaan bagi siswa yang sudah mampu mencapai ketuntasan belajar, dalam rangka memaknai belajar.

Mempermudah bagi guru dalam memberikan keterangan pencapaian kompetensi siswa secara individu pada laporan hasil belajar siswa.

BAB II
BELAJAR DAN PERMASALAHANNYA

Belajar dan proses belajar merupakan suasana untuk mencapai hasil belajar. Suasana proses belajar yang terjadi, merupakan satu di antara komponen sebagai kerangka analisis dalam studi kualitas proses dan mutu hasil belajar. Proses belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa. Kegiatan belajar di sekolah merupakan kegiatan yang direncanakan dan disajikan. Oleh karena itu rumusan belajar harus didesain agar mencapai tujuannya sesuai visi-misi sekolah.

Kesungguhan dalam belajar yang didukung kemampuan dasar siswa akan menentukan hasil belajar yang maksimal. Kesungguhan ditentukan oleh motivasi siswa. Siswa termotivasi dalam belajar jika:

a. Siswa yakin, bahwa apa yang dipelajari itu bermanfaat bagi dirinya.
b. Siswa yakin, akan mampu menguasai pelajarannya.
c. Situasi belajar bervariasi dan menyenangkan.

Untuk meningkatkan motivasi belajar dibutuhkan:

-Keteladanan.
-Target belajar.
-Dorongan guru untuk menggunakan model pembelajaran yang inovatif, siswa saling berinteraksi dan kerjasama sehingga siswa dapat menikmati kegiatan pembelajaran.
-Dorongan guru untuk menggunakan inisiatif dalam membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disampaikan sebelum mulai pelajaran sesuai dengan yang direncanakan.
-Keyakinan guru, bahwa motivasi sangat menentukan keberhasilan belajar siswa.
-Sarana prasarana yang kondusif.

Untuk meningkatkan motivasi dalam belajar, perlu didesain pembelajarannya, antara lain:

-Perlu dibuat pembelajaran penuh makna. Pembelajaran kontekstual, artinya berhubungan dengan manfaat dan kehidupan sehari-hari.
-Diciptakan hubungan yang baik dengan siswa, pembelajarannya inovatif.
-Bentuklah kelompok-kelompok belajar.

Proses belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan siswa aktif, yang direncanakan dan disajikan guru, baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas. Untuk mencapai tujuan belajar perlu strategi. Strategi belajar merupakan interaksi yang direncanakan secara tepat guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) dengan memilih berbagai alternatif cara belajar.

Kemajuan belajar dan prosesnya, dapat diukur melalui evaluasi. Sistem evaluasi adalah seluruh rencana, alat, program, ukuran dan kriteria yang disusun dan digunakan untuk menilai kemajuan belajar, berupa hasil belajar. Hasil belajar dalam kerangka studi merupakan tingkat penguasaan siswa yang meliputi kompetensi : Pengetahuan dan Pemahaman Konsep, Praktik dan Sikap. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh sistem penyajian dan pelayanan belajar yang sangat erat hubungannya dengan pengertian strategi belajar-mengajar.

BAB III
PELAYANAN DALAM BELAJAR

Pelayanan belajar dan sistemnya adalah cara siswa berkomunikasi dengan obyek belajar atau bahan pelajaran. Hal ini sangat erat hubungannya dengan strategi pembelajaran dalam proses belajar. Untuk mencapai hasil belajar secara maksimal, sangat tergantung pada proses belajar. Sesuai dengan bagan pada model proses belajar, diperlukan persyaratan agar proses belajar maksimal, yaitu:

-Tingkat partisipasi dan jenis kegiatan belajar.
-Peranan guru dalam interaksi dengan siswa selama proses belajar.
-Suasana proses belajar yang terjadi.

Model-model pelayanan belajar di SMP Plus Melati Samarinda agar proses belajar maksimal, sesuai kriteria di atas, dapat disajikan sebagai berikut:
Belajar itu menyenangkan. Guru perlu merancang jenis kegiatan belajar dan tingkat partisipasi siswa:


Tingkat partisipasi siswa dan peranan guru sangat dibutuhkan dalam proses interaksi sosial pada pembelajaran Ilmu Sosial.


Pembelajaran IPA, Kelas VII B dari Guru IPA: Oktafi Eka Wardani, S.Pd.

Peranan guru dalam interaksi dengan siswa selama proses belajar, sangat dibutuhkan.


Belajar itu, proses menuju perubahan untuk mencapai prestasi sesuai visi-misi sekolah.

Dengan motto : SMP Plus Melati SIIP . . . LAH ! (Senang, Inovatif, Interaktif, Profesional, Lucu-ilmiah/Scientific, Aktual, Hebat), menjadikan sekolah semakin jelas arahnya dalam merumuskan tentang belajar.


Belajar itu tidak harus di kelas.



Pengemasan belajar di luar kelas, agar efisien, efektif dan tepat sasaran membutuhkan prencanaan pengelolaan pembelajaran dari guru yang berpengalaman. Peranan guru menjadi sangat penting dalam mengelola interaksi dengan siswa selama proses belajar.



Kegiatan layanan pembelajaran di luar kelas (Kelas VIIA, pembelajaran matematika oleh: Fiddin, S.Pd, guru matematika ) sebagai variasi dalam mengelola model-model pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih inovatif, interaktif dan menyenangkan.
Peran guru dan siswa dalam interaksi sosial dituntut lebih aktif. Guru harus lebih siap dalam memberikan pelayanan belajar secara maksimal.




Untuk pembelajaran di Laboratorium, guru dituntut lebih trampil dalam mempersiapkan, menggunakan/mengaplikasikan, dengan peralatan sesuai dengan rancangan pembelajarannya.




Kegiatan pembelajaran Listening Bahasa Inggris, kelas VIIA oleh: Safitri Wahyuni, S.Pd. (guru bahasa Inggris).

Belajar itu, di mana saja, kapan saja dan belajar itu tidak hanya di sekolah


Agar belajar maksimal, diperlukan suasana proses belajar yang terjadi.


Belajar itu, di mana saja, kapan saja dan belajar itu tidak hanya di sekolah.
Untuk menjadi hebat, belajar itu juga perlu perjuangan,

,perlu strategi khusus, aktualisasi dan keberanian dalam mengambil keputusan.

Belajar itu tidak harus ada target tertentu. Hal ini memilih suasana yang tepat merupakan persyaratan yang penting, sehingga walaupun tanpa target tertentu, perubahan kondisi minimal pasti akan terjadi. Penilaian tidak harus menjadi target tertentu, yang penting semangat belajar tumbuh-kembang dari kegiatan yang mereka lakukan sendiri.
Mereka bebas dari target tertentu. Belajar sesungguhnya milik mereka dan kita serahkan mereka untuk memutuskan sendiri.

BAB IV

KESIMPULAN



Belajar itu sebuah proses yang harus dilalui oleh setiap siswa, dengan menciptakan kondisi tertentu sesuai perkembangan usia anak. Sehingga melalui belajarlah siswa akan tumbuh-kembang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Sebagai guru harus memahami konsep belajar, agar memahami kebutuhan siswa tentang belajar, sehingga siswa tidak merasa tertekan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah atau dengan kata sederhana: ” Aku tahu apa yang engkau mau”.


Proses belajar, dibutuhkan partisipasi siswa, jenis kegiatan belajarnya, dan peranan guru dalam interaksi dengan siswa, serta suasana belajar yang kondusif.
Hasil belajar akan tercapai maksimal, apabila proses belajar maksimal dengan didukung peran serta guru dan siswa dengan berbagai latar belakangnya serta sistem penyajian, administrasi dan evaluasi yang tepat guna yang dilandasi sistem kurikulum yang berlaku.


Pelayanan belajar yang maksimal dalam segala aspek, memerlukan keikhlasan seorang guru dalam memberikan kesempatan kepada anak didiknya agar berkembang sesuai potensi, bakat-minatnya. Hal ini sangat penting karena setiap siswa memang berbeda potensinya dalam memahami setiap mata pelajaran. Guru tentu pandai dalam mengoptimalkan potensi siswanya. Guru perlu membuat rancangan pembelajaran, agar proses kegiatan belajar mengajar penuh makna dan ketercapaian hasil belajar maksimal.

PUSTAKA


Soedijarto, 1993. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan Dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud Dirjen Dikdasmen, 1999. Manajemen Sekolah.
Ngalim Purwanto M., 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit PT. Rosdakarya.
Depdiknas, 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005 – 2009.

Selasa, 28 Oktober 2008

MENGGALI SEBUAH IBADAH


KATA PENGANTAR



Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ijinNya karya tulis ini dapat diselesaikan. Semoga karya tulis ini merupakan sumbang saran dan pemikiran yang berarti, dalam upaya mewujudkan Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Siswa Melalui Pembelajaran Yang Mengintegrasikan Imtaq-Iptek.

Menggali Sebuah Ibadah Dalam Pembelajaran Bilangan Berpangkat, Matematika SMA/MA Semester 1 Kelas X, merupakan suatu model pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek. Dengan karya tulis ini diharapkan dapat mewujudkan peningkatan keimanan dan ketaqwaan siswa.

Penulisan karya tulis ini , berdasarkan pemikiran dan pengalaman di sekolah selama ini, khususnya dalam pembelajaran matematika, diperlukan integrasi Imtaq-Iptek sehingga siswa memiliki kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Sosial yang dilandasi iman dan taqwa.

Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan secara khusus pengembangan di bidang peningkatan Imtaq-Iptek di sekolah.

ABSTRAK

HIDAYAT, Menggali Sebuah Ibadah Dalam Pembelajaran Bilangan Berpangkat, Matematika SMA/MA Semester 1 Kelas X.

Penulisan karya tulis ini dengan tema: Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Siswa Melalui Pembelajaran Yang Mengintegrasikan Imtaq-Iptek.

Penulisan karya tulis ini bertolak dari permasalahan yang ada di sekolah, diantaranya masalah penilaian pembelajaran yang hanya menekankan pada aspek intelektual, emosional dan sosial yang kurang bermakna, karena tidak dilandasi iman dan taqwa. Penilaian yang dimaksud kurang memberikan motivasi terhadap tujuan pendidikan yang sesungguhnya , yaitu penanaman iman (“yatlu ‘alaihim ayaatihi”), pendidikan moral dan etika (“yuzakkihim”), serta pengajaran ilmu/intelektualitas (“yu’allimuhum al-Kitab wal Hikmah”).

Melalui kegiatan pembelajaran, diharapkan guru dapat menngetahui ketercapaian kompetensi siswa yang lebih bermakna sebagai suatu ibadah. Solusi yang dapat ditempuh antara lain pembelajaran dengan skenarionya yang diintegrasikan dengan pengembangan nilai Imtaq-Iptek, yang tercermin dalam aspek nilai sikap.

Apabila guru matematika, dapat memberikan informasi dan pelayanan pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek, tentunya pembelajaran sangat faktual kontektual dan siswa akan lebih termotivasi, menyenangkan, mengasyikkan, mengagumkan tentang kebesaran Allah SWT dan pada gilirannya dapat meningkatkan iman dan taqwa serta prestasi belajarnya.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap guru tentunya memiliki keinginan untuk mengisi hidupnya penuh dengan ibadah. Ibadah itu begitu penting karena sesungguhnya untuk itulah manusia diciptakan Tuhan, sesuai dengan penegasan-Nya:

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.(adz-Dzaariyaat:56)

Apabila manusia diciptakan hanya untuk menyembah dan beribadah kepada Allah, maka setiap orang perlu mengetahui pengertian dan hakikat ibadah agar ia dapat melaksanakannya dengan benar. Selain itu ia juga perlu mengetahui makna dan hikmah yang terkandung pada tiap-tiap ibadah yang dilakukannya.

Nabi Muhammad SAW, telah berkata pula tentang ibadah atau amal kebaikan, bahwa: “Amal (kebaikan) yang disukai Allah ialah yang langgeng meskipun sedikit (HR. Bukhari).

Dalam pengertian yang luas ibadah meliputi segala yang dicintai Allah dan diridhai-Nya. Hal ini adalah implikasi pemikiran serta pelaksanaan pendidikan sebagai bagian dari ibadah, yaitu:

1. Pendidikan adalah proses yang mempunyai tujuan, sasaran dan obyek.

2. Secara mutlak, pendidik yang sebenarnya hanyalah Allah, Pencipta fitrah dan Pemberi berbagai potensi, Dia-lah Yang memberlakukan hukum dan tahapan perkembangan serta interaksinya, dan hukum-hukum untuk mewujudkan kesempurnaan, kebaikan dan kebahagiaan.

3. Pendidikan menuntut adanya langkah-langkah yang secara bertahap harus dilalui oleh berbagai kegiatan pendidikan dan pengajaran, sesuai dengan urutan yang telah disusun secara sistematis. Siswa melakukan kegiatan pase demi pase.

4. Kerja pendidik harus mengikuti aturan penciptaan dan pengadaan yang dilakukan oleh Allah SWT.

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, kompetensi yang
diharapkan adalah:

a. Berkenaan dengan aspek afektif, siswa memiliki: keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama masing-masing yang tercermin dalam perilaku sehari-hari, memiliki nilai-nilai etika dan estetika serta mampu mengamalkan dan mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari; memiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan humaniora, serta menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, baik dalam lingkup nasional maupun global.

b. Berkenaan dengan aspek kognitif, menguasai ilmu, teknologi, dan kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

c. Berkenaan dengan aspek psikomotorik, memiliki ketrampilan berkomunikasi, kecakapan hidup dan mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam, baik local, regional, memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan tugas/kegiatan sehari-hari.

Permasalahan dalam pembelajaran yang sering kurang disadari oleh guru pada umumnya yaitu penilaian yang hanya menekankan pada aspek kecerdasan intelektual, emosional, dan sosial dengan mengabaikan aspek keimanan dan ketaqwaan. Penilaian atau asesmen mencakup semua metode yang dapat digunakan untuk menilai unjuk kerja individu siswa atau kelompok. Penilaian merupakan pengumpulan bukti berdasar sejumlah fakta yang dapat menjelaskan karakteristik individu siswa. Oleh karena itu menggali sebuah ibadah dalam pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek sangat diperlukan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa.

Sebagian guru masih ada yang cenderung lebih mementingkan target pencapaian kurikulum atau materi pelajaran, dibandingkan dengan aspek yang menekankan peningkatan keimanan dan ketaqwaan siswa melalui pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek.

Matematika, oleh sebagian besar siswa masih dianggap sukar. Hal ini dibuktikan dari hasil atau perolehan nilai hasil ujian yang rata-ratanya masih rendah. Pembelajaran matematika adalah proses yang kompleks dan mengandung banyak variable. Semua variable saling berhubungan. Satu di antara hambatan dalam mengajar matematika adalah banyak siswa yang tidak tertarik atau kurang berminat pada matematika itu sendiri. Motivasi sangat penting bagi siswa dalam mempelajari matematika.

Pembelajaran matematika adalah proses yang kompleks, dan mengandung banyak variabel. Semua variabel saling berhubungan. Walaupun objek matematika adalah abstrak, pengajarannya dapat dimulai dari objek yang konkrit.

Oleh karena itu guru matematika harus lebih kreatif, inovatif dan berhati-hati dalam tugas profesinya, lebih tekun, penuh kesabaran dalam mendidik siswanya dan selalu mendorong pembelajaran lebih aktif, memberi motivasi, melalui satu model pembelajaran matematika yang mengintegrasikan dengan Imtaq-Iptek untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran matematika.

B. Tujuan

Tujuan secara umum dilakukan penulisan karya tulis ini, menggali sebuah ibadah dalam pembelajaran matematika, menumbuhkan motivasi, kebanggaan dan percaya diri yang tinggi, mengakui kebesaran Allah SWT Sang Pencipta alam semesta ini, setelah melihat faktual kontektual pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek.
Secara khusus bertujuan:

1. Mengetahui bagian dari kompetensi dasar yang dituangkan dalam pembelajaran berintegrasi Imtaq-Iptek yang harus dikuasai oleh siswa secara detail, dalam rangka peningkatan prestasi belajarnya.

2. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa, melalui satu model pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek.

Dapat merupakan langkah yang dapat menyiapkan generasi unggul yang cerdas, berakhlak dan cinta Tanah Air, sekaligus generasi yang memiliki “Basthatan fil-‘ilmi wal-Jism” dan juga
memiliki “Qalbun Salim”


Penulisan bilangan seperti di atas lebih sederhana ditulis dalam bentuk bilangan berpangkat yang disebut dengan notasi ilmiah. Misalnya jarak rata-rata antara Matahari dengan Bumi 149.600.000 km atau hampir 150 miliar meter yang ditulis 1,5 x 1011 meter. Jarak rata-rata Bulan dengan Bumi 384.000 km atau 3,84 x 108 meter.


Banyak hal dalam kehidupan kita, dinotasikan dalam bilangan berpangkat. Sebagai contoh adalah panjang gelombang dan frekuensi warna pelangi. Panjang gelombang warna ungu pada pelangi adalah 3,9 x 10–7 meter sampai dengan 4,5 x 10–7 meter dan frekuensinya 6,7 x 1014 Hertz sampai dengan 7,7 x 1014 Hertz. Contoh lain panjang untaian DNA(deoxyribonucleic acid) dalam sebuah sel adalah 10–7 meter dan rata-rata tubuh mahluk hidup terdiri dari 1014 sel DNA adalah bagian dari inti sel yang berperan dalam sintesis protein dan faktor keturunan.


Pembelajaran bilangan berpangkat, contoh dan manfaatnya sering dihadapkan pada fakta bahwa dalam kehidupan ini, harus membiasakan dengan pengamatan, penalaran dan pemikiran. Kita dapat memperhatikan alam semesta yang telah diciptakan oleh Allah SWT, seperti halnya Bumi, Matahari dan Bulan. Allah sendiri telah mengatakan dalam Al-Qur’an :


Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya (Al Anbiyaa’: 33)


Demikian pula Allah telah mengatakan:

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.(As Sajdah:5).


Berdasarkan ayat di atas, akhirnya telah ditemukan pula sebuah kecepatan cahaya, kecepatan gelombang elektromagnetik yang tercepat di jagad raya ini oleh ahli fisika dari Mesir bernama DR.Mansour Hassab El Naby dengan perhitungan dan perbandingan yang nilainya sama dengan para ahli lainnya (Pembuktian nilai konstanta C dengan Al Qur,an: Muhammad Zuhdi).

Berdasarkan penemuannya bahwa dari ayat di atas, dapat disimpulkan: “Jarak yang dicapai Sang Urusan selama satu hari sama dengan jarak yang ditempuh bulan selama 1.000 tahun atau 12.000 bulan. Sehingga terdapat hubungan C.t = 12.000 L (C= kecepatan Sang Urusan, t= waktu selama satu hari, L= panjang rute edar bulan dalam satu bulan dan L = ve.cos α T).

Persoalan di atas selanjutnya dapat diselesaikan: C = 12.000. ve.cos α.T/t (ve = kecepatan bulan= 3682,07 km/jam, α = sudut revolusi bumi selama satu bulan = 26,72848o, T = periode revolusi bulan = 655,71986 jam dan t = 86164,6906 detik), sehingga ditemukan C = 299792.5 km/det, atau sering ditulis dalam bentuk bilangan berpangkat (notasi ilmiah): C = 2,998 x 108 m / det.

Apabila dibandingkan dengan hasil penemuan para ahli lainnya nilai konstanta C adalah sebagai berikut:

1. US National Bureau of Standards, C = 299792,4574 + 0,0011 km/det.
2. The British National Physical Laboratory, C = 299792,4590 + 0,0008 km/det.
3. Penetapan ukuran Berat Standar, “ Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vakum selama jangka waktu 1/299792458 detik.

Berdasarkan uraian di atas, siswa diharapkan dapat diajak untuk memberikan sebuah penalaran dan pemikiran, bahwa Allah telah memberikan keterangan bagi manusia yang cukup jelas sebagai tanda kekuasaan-Nya, agar manusia mau berfikir.

Materi pembelajaran bilangan berpangkat seperti di atas, diintegrasikan dalam pengalaman belajar siswa, yang tercantum pada pengembangan silabus dan skenario atau desain pembelajaran terintegrasi Imtaq-Iptek. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya diarahkan di bagian pendahuluan khususnya pada pemberian motivasi yang kontektual. Sedangkan pada pengembangan atau kegiatan inti dari proses pembelajaran dan penutup kegiatan belajar mengajar, diupayakan tetap terintegrasi dengan Imtaq-Iptek melalui soal-soal latihan yang terarah pada upaya peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan demikian materi pokok pembelajaran bilangan berpangkat sesuai kurikulum tetap dapat disampaikan secara maksimal, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar untuk meningkatkan prestasi siswa atau dengan kata lain tetap sesuai tujuan pembelajaran matematika, bukan berubah menjadi pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran yang lebih bermakna adalah pembelajaran sebagai suatu ibadah. Pembelajaran tidak hanya menekankan pada aspek intelektual, emosional, sosial tetapi perlu dilandasi iman dan taqwa.

Melalui pembelajaran bilangan berpangkat pada matematika SMA/MA, kelas X semester 1 yang faktual kontektual dengan mengintegrasikan imtaq-iptek dapat menumbuhkan motivasi, kebanggaan dan percaya diri yang tinggi, mengakui kebesaran Allah SWT Sang Pencipta alam semesta ini, sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

Menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika jauh lebih penting, karena banyak siswa yang tidak tertarik atau kurang berminat terhadap matematika. Dengan model pembelajaran terintegrasi life skill (kecakapan hidup) dan Imtaq-Iptek diharapkan lebih menarik minat siswa terhadap pelajaran matematika, sehingga secara langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Saran

1. Perlu pembuatan silabus dan penilaian matematika SMA/MA yang terintegrasi dengan Imtaq-iptek.

2. Perlu pembuatan contoh rancangan model pembelajaran matematika SMA/MA yang terintegrasi dengan Imtaq-Iptek.


DAFTAR PUSTAKA



Abdurrahman an-Nahlawi. (1996). Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam. Bandung: Penerbit cv.Diponegoro.
Depdiknas.(2003). Kurikulum 2004. Standar Kompetensi. Mata Pelajaran Matematika. Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Draf Akhir. Jakarta.
Depdiknas Dirjendikdasmen Dirdikmen. .(2003). Konsep Dasar dan Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup di SMA. Buku 1 dan 2.Jakarta.
__________________________________ .(2003). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA..Jakarta.
Johanes, S.Pd.,dkk. (2003). Kompetensi Matematika 1A. Jakarta: Penerbit Yudistira.
Lahmuddin Nasution, Drs., M.Ag. (1999). Fiqih Ibadah. Jakarta: PT Logos.
Muhammad Tolhah Hasan, KH., Dr. (2005). Menyiapkan Generasi Unggul. Samarinda: Orasi Ilmiah Peresmian SD Islam Bunga Bangsa di Samarinda. Kalimantan Timur.
Ratim, M.,dkk. (1982). Bumi dan Antariksa. 1 dan 2. Bandung: Penerbit Angkasa.
Rooijakkers, Ad. (1993). Mengajar Dengan Sukses.Jakarta: Penerbit PT Grasindo.
Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.
Syaikh Mutawalli Asy-Sya’rawi. (1990). Mu’jizat Al-Qur’an. Jakarta: Penerbit Firdaus.
Thoha, Chabib. (1996). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yusuf Al Qardhawi, Dr. (1994). Konsepsi Ilmu Dalam Persepsi Rasulullah SWT. Jakarta: Penerbit Firdaus.