Selasa, 28 Oktober 2008

MENGGALI SEBUAH IBADAH


KATA PENGANTAR



Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ijinNya karya tulis ini dapat diselesaikan. Semoga karya tulis ini merupakan sumbang saran dan pemikiran yang berarti, dalam upaya mewujudkan Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Siswa Melalui Pembelajaran Yang Mengintegrasikan Imtaq-Iptek.

Menggali Sebuah Ibadah Dalam Pembelajaran Bilangan Berpangkat, Matematika SMA/MA Semester 1 Kelas X, merupakan suatu model pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek. Dengan karya tulis ini diharapkan dapat mewujudkan peningkatan keimanan dan ketaqwaan siswa.

Penulisan karya tulis ini , berdasarkan pemikiran dan pengalaman di sekolah selama ini, khususnya dalam pembelajaran matematika, diperlukan integrasi Imtaq-Iptek sehingga siswa memiliki kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Sosial yang dilandasi iman dan taqwa.

Mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan secara khusus pengembangan di bidang peningkatan Imtaq-Iptek di sekolah.

ABSTRAK

HIDAYAT, Menggali Sebuah Ibadah Dalam Pembelajaran Bilangan Berpangkat, Matematika SMA/MA Semester 1 Kelas X.

Penulisan karya tulis ini dengan tema: Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Siswa Melalui Pembelajaran Yang Mengintegrasikan Imtaq-Iptek.

Penulisan karya tulis ini bertolak dari permasalahan yang ada di sekolah, diantaranya masalah penilaian pembelajaran yang hanya menekankan pada aspek intelektual, emosional dan sosial yang kurang bermakna, karena tidak dilandasi iman dan taqwa. Penilaian yang dimaksud kurang memberikan motivasi terhadap tujuan pendidikan yang sesungguhnya , yaitu penanaman iman (“yatlu ‘alaihim ayaatihi”), pendidikan moral dan etika (“yuzakkihim”), serta pengajaran ilmu/intelektualitas (“yu’allimuhum al-Kitab wal Hikmah”).

Melalui kegiatan pembelajaran, diharapkan guru dapat menngetahui ketercapaian kompetensi siswa yang lebih bermakna sebagai suatu ibadah. Solusi yang dapat ditempuh antara lain pembelajaran dengan skenarionya yang diintegrasikan dengan pengembangan nilai Imtaq-Iptek, yang tercermin dalam aspek nilai sikap.

Apabila guru matematika, dapat memberikan informasi dan pelayanan pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek, tentunya pembelajaran sangat faktual kontektual dan siswa akan lebih termotivasi, menyenangkan, mengasyikkan, mengagumkan tentang kebesaran Allah SWT dan pada gilirannya dapat meningkatkan iman dan taqwa serta prestasi belajarnya.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap guru tentunya memiliki keinginan untuk mengisi hidupnya penuh dengan ibadah. Ibadah itu begitu penting karena sesungguhnya untuk itulah manusia diciptakan Tuhan, sesuai dengan penegasan-Nya:

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.(adz-Dzaariyaat:56)

Apabila manusia diciptakan hanya untuk menyembah dan beribadah kepada Allah, maka setiap orang perlu mengetahui pengertian dan hakikat ibadah agar ia dapat melaksanakannya dengan benar. Selain itu ia juga perlu mengetahui makna dan hikmah yang terkandung pada tiap-tiap ibadah yang dilakukannya.

Nabi Muhammad SAW, telah berkata pula tentang ibadah atau amal kebaikan, bahwa: “Amal (kebaikan) yang disukai Allah ialah yang langgeng meskipun sedikit (HR. Bukhari).

Dalam pengertian yang luas ibadah meliputi segala yang dicintai Allah dan diridhai-Nya. Hal ini adalah implikasi pemikiran serta pelaksanaan pendidikan sebagai bagian dari ibadah, yaitu:

1. Pendidikan adalah proses yang mempunyai tujuan, sasaran dan obyek.

2. Secara mutlak, pendidik yang sebenarnya hanyalah Allah, Pencipta fitrah dan Pemberi berbagai potensi, Dia-lah Yang memberlakukan hukum dan tahapan perkembangan serta interaksinya, dan hukum-hukum untuk mewujudkan kesempurnaan, kebaikan dan kebahagiaan.

3. Pendidikan menuntut adanya langkah-langkah yang secara bertahap harus dilalui oleh berbagai kegiatan pendidikan dan pengajaran, sesuai dengan urutan yang telah disusun secara sistematis. Siswa melakukan kegiatan pase demi pase.

4. Kerja pendidik harus mengikuti aturan penciptaan dan pengadaan yang dilakukan oleh Allah SWT.

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, kompetensi yang
diharapkan adalah:

a. Berkenaan dengan aspek afektif, siswa memiliki: keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama masing-masing yang tercermin dalam perilaku sehari-hari, memiliki nilai-nilai etika dan estetika serta mampu mengamalkan dan mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari; memiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan humaniora, serta menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, baik dalam lingkup nasional maupun global.

b. Berkenaan dengan aspek kognitif, menguasai ilmu, teknologi, dan kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

c. Berkenaan dengan aspek psikomotorik, memiliki ketrampilan berkomunikasi, kecakapan hidup dan mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam, baik local, regional, memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan tugas/kegiatan sehari-hari.

Permasalahan dalam pembelajaran yang sering kurang disadari oleh guru pada umumnya yaitu penilaian yang hanya menekankan pada aspek kecerdasan intelektual, emosional, dan sosial dengan mengabaikan aspek keimanan dan ketaqwaan. Penilaian atau asesmen mencakup semua metode yang dapat digunakan untuk menilai unjuk kerja individu siswa atau kelompok. Penilaian merupakan pengumpulan bukti berdasar sejumlah fakta yang dapat menjelaskan karakteristik individu siswa. Oleh karena itu menggali sebuah ibadah dalam pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek sangat diperlukan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa.

Sebagian guru masih ada yang cenderung lebih mementingkan target pencapaian kurikulum atau materi pelajaran, dibandingkan dengan aspek yang menekankan peningkatan keimanan dan ketaqwaan siswa melalui pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek.

Matematika, oleh sebagian besar siswa masih dianggap sukar. Hal ini dibuktikan dari hasil atau perolehan nilai hasil ujian yang rata-ratanya masih rendah. Pembelajaran matematika adalah proses yang kompleks dan mengandung banyak variable. Semua variable saling berhubungan. Satu di antara hambatan dalam mengajar matematika adalah banyak siswa yang tidak tertarik atau kurang berminat pada matematika itu sendiri. Motivasi sangat penting bagi siswa dalam mempelajari matematika.

Pembelajaran matematika adalah proses yang kompleks, dan mengandung banyak variabel. Semua variabel saling berhubungan. Walaupun objek matematika adalah abstrak, pengajarannya dapat dimulai dari objek yang konkrit.

Oleh karena itu guru matematika harus lebih kreatif, inovatif dan berhati-hati dalam tugas profesinya, lebih tekun, penuh kesabaran dalam mendidik siswanya dan selalu mendorong pembelajaran lebih aktif, memberi motivasi, melalui satu model pembelajaran matematika yang mengintegrasikan dengan Imtaq-Iptek untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran matematika.

B. Tujuan

Tujuan secara umum dilakukan penulisan karya tulis ini, menggali sebuah ibadah dalam pembelajaran matematika, menumbuhkan motivasi, kebanggaan dan percaya diri yang tinggi, mengakui kebesaran Allah SWT Sang Pencipta alam semesta ini, setelah melihat faktual kontektual pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek.
Secara khusus bertujuan:

1. Mengetahui bagian dari kompetensi dasar yang dituangkan dalam pembelajaran berintegrasi Imtaq-Iptek yang harus dikuasai oleh siswa secara detail, dalam rangka peningkatan prestasi belajarnya.

2. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa, melalui satu model pembelajaran yang mengintegrasikan Imtaq-Iptek.

Dapat merupakan langkah yang dapat menyiapkan generasi unggul yang cerdas, berakhlak dan cinta Tanah Air, sekaligus generasi yang memiliki “Basthatan fil-‘ilmi wal-Jism” dan juga
memiliki “Qalbun Salim”


Penulisan bilangan seperti di atas lebih sederhana ditulis dalam bentuk bilangan berpangkat yang disebut dengan notasi ilmiah. Misalnya jarak rata-rata antara Matahari dengan Bumi 149.600.000 km atau hampir 150 miliar meter yang ditulis 1,5 x 1011 meter. Jarak rata-rata Bulan dengan Bumi 384.000 km atau 3,84 x 108 meter.


Banyak hal dalam kehidupan kita, dinotasikan dalam bilangan berpangkat. Sebagai contoh adalah panjang gelombang dan frekuensi warna pelangi. Panjang gelombang warna ungu pada pelangi adalah 3,9 x 10–7 meter sampai dengan 4,5 x 10–7 meter dan frekuensinya 6,7 x 1014 Hertz sampai dengan 7,7 x 1014 Hertz. Contoh lain panjang untaian DNA(deoxyribonucleic acid) dalam sebuah sel adalah 10–7 meter dan rata-rata tubuh mahluk hidup terdiri dari 1014 sel DNA adalah bagian dari inti sel yang berperan dalam sintesis protein dan faktor keturunan.


Pembelajaran bilangan berpangkat, contoh dan manfaatnya sering dihadapkan pada fakta bahwa dalam kehidupan ini, harus membiasakan dengan pengamatan, penalaran dan pemikiran. Kita dapat memperhatikan alam semesta yang telah diciptakan oleh Allah SWT, seperti halnya Bumi, Matahari dan Bulan. Allah sendiri telah mengatakan dalam Al-Qur’an :


Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya (Al Anbiyaa’: 33)


Demikian pula Allah telah mengatakan:

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.(As Sajdah:5).


Berdasarkan ayat di atas, akhirnya telah ditemukan pula sebuah kecepatan cahaya, kecepatan gelombang elektromagnetik yang tercepat di jagad raya ini oleh ahli fisika dari Mesir bernama DR.Mansour Hassab El Naby dengan perhitungan dan perbandingan yang nilainya sama dengan para ahli lainnya (Pembuktian nilai konstanta C dengan Al Qur,an: Muhammad Zuhdi).

Berdasarkan penemuannya bahwa dari ayat di atas, dapat disimpulkan: “Jarak yang dicapai Sang Urusan selama satu hari sama dengan jarak yang ditempuh bulan selama 1.000 tahun atau 12.000 bulan. Sehingga terdapat hubungan C.t = 12.000 L (C= kecepatan Sang Urusan, t= waktu selama satu hari, L= panjang rute edar bulan dalam satu bulan dan L = ve.cos α T).

Persoalan di atas selanjutnya dapat diselesaikan: C = 12.000. ve.cos α.T/t (ve = kecepatan bulan= 3682,07 km/jam, α = sudut revolusi bumi selama satu bulan = 26,72848o, T = periode revolusi bulan = 655,71986 jam dan t = 86164,6906 detik), sehingga ditemukan C = 299792.5 km/det, atau sering ditulis dalam bentuk bilangan berpangkat (notasi ilmiah): C = 2,998 x 108 m / det.

Apabila dibandingkan dengan hasil penemuan para ahli lainnya nilai konstanta C adalah sebagai berikut:

1. US National Bureau of Standards, C = 299792,4574 + 0,0011 km/det.
2. The British National Physical Laboratory, C = 299792,4590 + 0,0008 km/det.
3. Penetapan ukuran Berat Standar, “ Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vakum selama jangka waktu 1/299792458 detik.

Berdasarkan uraian di atas, siswa diharapkan dapat diajak untuk memberikan sebuah penalaran dan pemikiran, bahwa Allah telah memberikan keterangan bagi manusia yang cukup jelas sebagai tanda kekuasaan-Nya, agar manusia mau berfikir.

Materi pembelajaran bilangan berpangkat seperti di atas, diintegrasikan dalam pengalaman belajar siswa, yang tercantum pada pengembangan silabus dan skenario atau desain pembelajaran terintegrasi Imtaq-Iptek. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya diarahkan di bagian pendahuluan khususnya pada pemberian motivasi yang kontektual. Sedangkan pada pengembangan atau kegiatan inti dari proses pembelajaran dan penutup kegiatan belajar mengajar, diupayakan tetap terintegrasi dengan Imtaq-Iptek melalui soal-soal latihan yang terarah pada upaya peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan demikian materi pokok pembelajaran bilangan berpangkat sesuai kurikulum tetap dapat disampaikan secara maksimal, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar untuk meningkatkan prestasi siswa atau dengan kata lain tetap sesuai tujuan pembelajaran matematika, bukan berubah menjadi pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran yang lebih bermakna adalah pembelajaran sebagai suatu ibadah. Pembelajaran tidak hanya menekankan pada aspek intelektual, emosional, sosial tetapi perlu dilandasi iman dan taqwa.

Melalui pembelajaran bilangan berpangkat pada matematika SMA/MA, kelas X semester 1 yang faktual kontektual dengan mengintegrasikan imtaq-iptek dapat menumbuhkan motivasi, kebanggaan dan percaya diri yang tinggi, mengakui kebesaran Allah SWT Sang Pencipta alam semesta ini, sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

Menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika jauh lebih penting, karena banyak siswa yang tidak tertarik atau kurang berminat terhadap matematika. Dengan model pembelajaran terintegrasi life skill (kecakapan hidup) dan Imtaq-Iptek diharapkan lebih menarik minat siswa terhadap pelajaran matematika, sehingga secara langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Saran

1. Perlu pembuatan silabus dan penilaian matematika SMA/MA yang terintegrasi dengan Imtaq-iptek.

2. Perlu pembuatan contoh rancangan model pembelajaran matematika SMA/MA yang terintegrasi dengan Imtaq-Iptek.


DAFTAR PUSTAKA



Abdurrahman an-Nahlawi. (1996). Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam. Bandung: Penerbit cv.Diponegoro.
Depdiknas.(2003). Kurikulum 2004. Standar Kompetensi. Mata Pelajaran Matematika. Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Draf Akhir. Jakarta.
Depdiknas Dirjendikdasmen Dirdikmen. .(2003). Konsep Dasar dan Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup di SMA. Buku 1 dan 2.Jakarta.
__________________________________ .(2003). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA..Jakarta.
Johanes, S.Pd.,dkk. (2003). Kompetensi Matematika 1A. Jakarta: Penerbit Yudistira.
Lahmuddin Nasution, Drs., M.Ag. (1999). Fiqih Ibadah. Jakarta: PT Logos.
Muhammad Tolhah Hasan, KH., Dr. (2005). Menyiapkan Generasi Unggul. Samarinda: Orasi Ilmiah Peresmian SD Islam Bunga Bangsa di Samarinda. Kalimantan Timur.
Ratim, M.,dkk. (1982). Bumi dan Antariksa. 1 dan 2. Bandung: Penerbit Angkasa.
Rooijakkers, Ad. (1993). Mengajar Dengan Sukses.Jakarta: Penerbit PT Grasindo.
Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.
Syaikh Mutawalli Asy-Sya’rawi. (1990). Mu’jizat Al-Qur’an. Jakarta: Penerbit Firdaus.
Thoha, Chabib. (1996). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yusuf Al Qardhawi, Dr. (1994). Konsepsi Ilmu Dalam Persepsi Rasulullah SWT. Jakarta: Penerbit Firdaus.










































Tidak ada komentar: