Rabu, 29 Oktober 2008

BELAJAR DI SMP PLUS MELATI SAMARINDA (BOARDING SCHOOL)

BOARDING SCHOOL

PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ijinNya makalah ini dapat diselesaikan. Semoga makalah ini menjadi sumbang saran dan pemikiran yang berarti, dalam upaya mewujudkan sekolah menjadi tempat pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan.

Memberi makna belajar, merupakan keinginan dari seorang guru agar tepat dalam memberikan pelayanan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan proses berkesinambungan bagi siswa dalam menerapkan berbagai aspek yang meliputi pengetahuan dan pemahaman konsep, praktik maupun sikap yang dikumpulkan dan ditafsirkan dalam bentuk informasi/data untuk menilai keputusan-keputusan yang diambil pada proses belajar siswa.

Penulisan makalah ini, berdasarkan pemikiran dan pengalaman di sekolah selama ini, dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan berbagai kendalanya khususnya dalam pembelajaran, diperlukan pendekatan dan makna tertentu dengan siswa agar lebih tepat, sehingga dapat kita berikan pelayanan yang maksimal.

Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dan secara khusus bagi guru.


ABSTRAK

HIDAYAT, Belajar Di SMP Plus Melati Samarinda.

Penulisan makalah ini dengan tema: Mewujudkan sekolah menjadi tempat pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan, bertujuan agar guru tepat dalam memberikan pelayananan dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.

Penulisan makalah ini bertolak dari permasalahan yang ada di sekolah, diantaranya masalah belajar dan pelayanan pembelajaran yang kurang tepat untuk siswa. Pelayanan pembelajaran yang dimaksud kurang memberikan motivasi belajar, pelayanan program perbaikan dan pengayaan tidak maksimal, karena individu siswa yang berbeda kurang diberikan layanan informasi yang akurat tentang materi atau soal yang belum dikuasai siswa. Hal ini pula disebabkan jumlah siswa yang perlu dilayani cukup besar. Dengan pelayanan pembelajaran `yang tepat , sangat membantu guru dalam proses yang terjadi dalam diri siswa dalam belajar secara maksimal.
Dalam pelayanan pembelajaran secara maksimal, guru harus mampu memberi makna belajar. Makna belajar di SMP Plus Melati Samarinda.

Penilaian tidak harus menjadi target tertentu, yang penting semangat belajar tumbuh-kembang dari kegiatan yang mereka lakukan sendiri.

1. Belajar itu menyenangkan.
2. Belajar itu, proses menuju perubahan untuk mencapai prestasi sesuai visi-misi sekolah.
3. Belajar itu, tidak harus di kelas.
4. Belajar itu, di mana saja, kapan saja dan belajar tidak hanya di sekolah.
5. Belajar itu, tidak harus ada target tertentu.
6. Belajar itu, . . .

Pembahasaan dalam penulisan makalah ini, menitikberatkan kepada pelayanan individual dengan penjelasan atau keterangan yang lengkap tentang kompetensi yang telah dicapai, karena persoalan ini sering memberatkan guru dan bahkan guru sering melakukan kekeliruan dalam penjelasan tentang kompetensi yang dicapai siswa. Hal ini disebabkan data/informasi tentang kompetensi siswa tidak lengkap.

Memberi makna belajar, diharapkan guru dapat mendeteksi lebih dini dan lebih mudah/sederhana untuk merekam data ketercapaian kompetensi siswa terhadap bagian-bagian dari soal/materi ajar yang belum dikuasai siswa, sehingga dapat memberikan solusi secara individual terhadap siswanya. Solusi yang dapat ditempuh antara lain melalui layanan program perbaikan, tugas tertentu, pengayaan apabila diperlukan atau layanan informasi lainnya dalam proses pembelajaran secara menyeluruh dengan berbagai aspek belajar.

Apabila guru , dapat memberikan informasi dan pelayanan individual yang tepat tentang perkembangan prestasi belajar siswa, tentunya siswa akan termotivasi dan pada gilirannya suasana pembelajaran lebih menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap guru tentunya memiliki keinginan untuk lebih baik dalam memberikan layanan belajar kepada siswanya sesuai mata pelajarannya masing-masing. Keinginan ini tanpa dibantu pemahaman terhadap makna belajar, strategi atau cara dan perangkatnya tentunya sulit untuk terwujud. Banyak cara yang dapat dibuat oleh guru dalam upaya memberikan layanan belajar siswanya. Untuk mengenal proses pembelajaran siswa, dengan hasil dalam bentuk penilaian(aspek pengetahuan dan pemahanan konsep, aspek praktik dan sikap), guru dapat memberikan makna belajar yang lebih luas , serta keterangan ketercapaian kompetensi siswanya dengan tepat.

Permasalahan belajar yang mencakup semua aspek dengan berbagai kendalanya termasuk jumlah siswa yang terlalu besar untuk per-kelas, sehingga individu siswa kurang mendapat perhatian maksimal, masih menjadi problem besar bagi guru dan sekolah.

Sebagian besar guru masih ada yang tidak mengenal makna belajar, sehingga belajar itu membosankan dan menyedihkan, hal ini dibuktikan masih banyak kesalahan dalam memberikan informasi/data ketercapaian kompetensi sebagai hasil belajar siswanya, bahkan siswa yang sudah pindah/keluarpun masih diberikan keterangan ketercapaian kompetensinya. Hal ini menunjukkan keprihatinan kita terhadap belajar dengan berbagai aspek ketercapaiannya, proses pembelajaran dengan pelayanan individualnya dan lebih jauh memprihatinkan lagi untuk mengenal siswa lebih dekat dalam upaya peningkatan prestasi belajar, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan, masih perlu ditingkatkan.

Sebuah tuntutan bahwa belajar di SMP Plus Melati Samarinda harus sesuai dengan Visi dan Misi sekolah:

Visi :

CERDAS : SPiritual, Emosional, soSIal, intelektuAL ( SPESIAL )

Misi :

-Melaksanakan kegiatan ibadah untuk meningkatkan Iman dan Taqwa (IMTAQ)
-Meningkatkan semangat juang siswa untuk meraih prestasi.
-Melaksanakan kegiatan sosial kemasyarakatan.
-Melaksanakan pembelajaran berbasis kompetensi, untuk meraih prestasi di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), prestasi dalam Ujian Nasional dan dapat melanjutkan ke jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ( SLTA ) unggulan/Plus

Oleh karena itu guru harus lebih kreatif, inovatif dan berhati-hati dalam tugas profesinya, lebih tekun, penuh kesabaran dalam mendidik siswanya dan selalu mendorong pembelajaran lebih aktif, memberi motivasi, mengenal lebih dekat siswanya untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar.

B. Tujuan

Tujuan secara umum untuk mencapai rumusan belajar yang tepat adalah terciptanya pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan. Untuk mencapainya perlu dilakukan kaji tindak (class room action research) dalam pembelajaran agar tujuan belajar siswa dapat tercapai secara maksimal.
Tujuan secara khusus:

Mengetahui lebih dini, karakteristik atau bagian dari langkah-langkah proses belajar dalam rangka mencapai kompetensi dasar yang dituangkan dalam desain belajar yang belum dikuasai oleh siswa secara detail.
Memberikan pelayanan maksimal kepada siswa terhadap pelaksanaan belajar pada proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu, baik untuk perbaikan bagi yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal, maupun pengayaan bagi siswa yang sudah mampu mencapai ketuntasan belajar, dalam rangka memaknai belajar.

Mempermudah bagi guru dalam memberikan keterangan pencapaian kompetensi siswa secara individu pada laporan hasil belajar siswa.

BAB II
BELAJAR DAN PERMASALAHANNYA

Belajar dan proses belajar merupakan suasana untuk mencapai hasil belajar. Suasana proses belajar yang terjadi, merupakan satu di antara komponen sebagai kerangka analisis dalam studi kualitas proses dan mutu hasil belajar. Proses belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa. Kegiatan belajar di sekolah merupakan kegiatan yang direncanakan dan disajikan. Oleh karena itu rumusan belajar harus didesain agar mencapai tujuannya sesuai visi-misi sekolah.

Kesungguhan dalam belajar yang didukung kemampuan dasar siswa akan menentukan hasil belajar yang maksimal. Kesungguhan ditentukan oleh motivasi siswa. Siswa termotivasi dalam belajar jika:

a. Siswa yakin, bahwa apa yang dipelajari itu bermanfaat bagi dirinya.
b. Siswa yakin, akan mampu menguasai pelajarannya.
c. Situasi belajar bervariasi dan menyenangkan.

Untuk meningkatkan motivasi belajar dibutuhkan:

-Keteladanan.
-Target belajar.
-Dorongan guru untuk menggunakan model pembelajaran yang inovatif, siswa saling berinteraksi dan kerjasama sehingga siswa dapat menikmati kegiatan pembelajaran.
-Dorongan guru untuk menggunakan inisiatif dalam membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disampaikan sebelum mulai pelajaran sesuai dengan yang direncanakan.
-Keyakinan guru, bahwa motivasi sangat menentukan keberhasilan belajar siswa.
-Sarana prasarana yang kondusif.

Untuk meningkatkan motivasi dalam belajar, perlu didesain pembelajarannya, antara lain:

-Perlu dibuat pembelajaran penuh makna. Pembelajaran kontekstual, artinya berhubungan dengan manfaat dan kehidupan sehari-hari.
-Diciptakan hubungan yang baik dengan siswa, pembelajarannya inovatif.
-Bentuklah kelompok-kelompok belajar.

Proses belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan siswa aktif, yang direncanakan dan disajikan guru, baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas. Untuk mencapai tujuan belajar perlu strategi. Strategi belajar merupakan interaksi yang direncanakan secara tepat guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) dengan memilih berbagai alternatif cara belajar.

Kemajuan belajar dan prosesnya, dapat diukur melalui evaluasi. Sistem evaluasi adalah seluruh rencana, alat, program, ukuran dan kriteria yang disusun dan digunakan untuk menilai kemajuan belajar, berupa hasil belajar. Hasil belajar dalam kerangka studi merupakan tingkat penguasaan siswa yang meliputi kompetensi : Pengetahuan dan Pemahaman Konsep, Praktik dan Sikap. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh sistem penyajian dan pelayanan belajar yang sangat erat hubungannya dengan pengertian strategi belajar-mengajar.

BAB III
PELAYANAN DALAM BELAJAR

Pelayanan belajar dan sistemnya adalah cara siswa berkomunikasi dengan obyek belajar atau bahan pelajaran. Hal ini sangat erat hubungannya dengan strategi pembelajaran dalam proses belajar. Untuk mencapai hasil belajar secara maksimal, sangat tergantung pada proses belajar. Sesuai dengan bagan pada model proses belajar, diperlukan persyaratan agar proses belajar maksimal, yaitu:

-Tingkat partisipasi dan jenis kegiatan belajar.
-Peranan guru dalam interaksi dengan siswa selama proses belajar.
-Suasana proses belajar yang terjadi.

Model-model pelayanan belajar di SMP Plus Melati Samarinda agar proses belajar maksimal, sesuai kriteria di atas, dapat disajikan sebagai berikut:
Belajar itu menyenangkan. Guru perlu merancang jenis kegiatan belajar dan tingkat partisipasi siswa:


Tingkat partisipasi siswa dan peranan guru sangat dibutuhkan dalam proses interaksi sosial pada pembelajaran Ilmu Sosial.


Pembelajaran IPA, Kelas VII B dari Guru IPA: Oktafi Eka Wardani, S.Pd.

Peranan guru dalam interaksi dengan siswa selama proses belajar, sangat dibutuhkan.


Belajar itu, proses menuju perubahan untuk mencapai prestasi sesuai visi-misi sekolah.

Dengan motto : SMP Plus Melati SIIP . . . LAH ! (Senang, Inovatif, Interaktif, Profesional, Lucu-ilmiah/Scientific, Aktual, Hebat), menjadikan sekolah semakin jelas arahnya dalam merumuskan tentang belajar.


Belajar itu tidak harus di kelas.



Pengemasan belajar di luar kelas, agar efisien, efektif dan tepat sasaran membutuhkan prencanaan pengelolaan pembelajaran dari guru yang berpengalaman. Peranan guru menjadi sangat penting dalam mengelola interaksi dengan siswa selama proses belajar.



Kegiatan layanan pembelajaran di luar kelas (Kelas VIIA, pembelajaran matematika oleh: Fiddin, S.Pd, guru matematika ) sebagai variasi dalam mengelola model-model pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih inovatif, interaktif dan menyenangkan.
Peran guru dan siswa dalam interaksi sosial dituntut lebih aktif. Guru harus lebih siap dalam memberikan pelayanan belajar secara maksimal.




Untuk pembelajaran di Laboratorium, guru dituntut lebih trampil dalam mempersiapkan, menggunakan/mengaplikasikan, dengan peralatan sesuai dengan rancangan pembelajarannya.




Kegiatan pembelajaran Listening Bahasa Inggris, kelas VIIA oleh: Safitri Wahyuni, S.Pd. (guru bahasa Inggris).

Belajar itu, di mana saja, kapan saja dan belajar itu tidak hanya di sekolah


Agar belajar maksimal, diperlukan suasana proses belajar yang terjadi.


Belajar itu, di mana saja, kapan saja dan belajar itu tidak hanya di sekolah.
Untuk menjadi hebat, belajar itu juga perlu perjuangan,

,perlu strategi khusus, aktualisasi dan keberanian dalam mengambil keputusan.

Belajar itu tidak harus ada target tertentu. Hal ini memilih suasana yang tepat merupakan persyaratan yang penting, sehingga walaupun tanpa target tertentu, perubahan kondisi minimal pasti akan terjadi. Penilaian tidak harus menjadi target tertentu, yang penting semangat belajar tumbuh-kembang dari kegiatan yang mereka lakukan sendiri.
Mereka bebas dari target tertentu. Belajar sesungguhnya milik mereka dan kita serahkan mereka untuk memutuskan sendiri.

BAB IV

KESIMPULAN



Belajar itu sebuah proses yang harus dilalui oleh setiap siswa, dengan menciptakan kondisi tertentu sesuai perkembangan usia anak. Sehingga melalui belajarlah siswa akan tumbuh-kembang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Sebagai guru harus memahami konsep belajar, agar memahami kebutuhan siswa tentang belajar, sehingga siswa tidak merasa tertekan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah atau dengan kata sederhana: ” Aku tahu apa yang engkau mau”.


Proses belajar, dibutuhkan partisipasi siswa, jenis kegiatan belajarnya, dan peranan guru dalam interaksi dengan siswa, serta suasana belajar yang kondusif.
Hasil belajar akan tercapai maksimal, apabila proses belajar maksimal dengan didukung peran serta guru dan siswa dengan berbagai latar belakangnya serta sistem penyajian, administrasi dan evaluasi yang tepat guna yang dilandasi sistem kurikulum yang berlaku.


Pelayanan belajar yang maksimal dalam segala aspek, memerlukan keikhlasan seorang guru dalam memberikan kesempatan kepada anak didiknya agar berkembang sesuai potensi, bakat-minatnya. Hal ini sangat penting karena setiap siswa memang berbeda potensinya dalam memahami setiap mata pelajaran. Guru tentu pandai dalam mengoptimalkan potensi siswanya. Guru perlu membuat rancangan pembelajaran, agar proses kegiatan belajar mengajar penuh makna dan ketercapaian hasil belajar maksimal.

PUSTAKA


Soedijarto, 1993. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan Dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud Dirjen Dikdasmen, 1999. Manajemen Sekolah.
Ngalim Purwanto M., 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit PT. Rosdakarya.
Depdiknas, 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005 – 2009.

Tidak ada komentar: